Jejak Karier Johan Alexander Supit, Tokoh di Balik Kesuksesan Teh Sariwangi
Di balik nama besar Sari Wangi, tak terlepas dari kerja keras Johan Alexander Supit, pendiri Sari Wangi sejak 56 tahun silam.
Makanya, ia merasa tertantang untuk mengembangkannya. "Ayah saya pernah mengatakan, jangan lupakan pucuk teh. Kita bisa hidup dari itu," kata Andrew.
Tahun ini, PT Sari Wangi AEA menargetkan produksi teh olahan mencapai 40.000 ton hingga 50.000 ton, atau meningkat 66% dibandingkan tahun lalu yang mencapai 30.000 ton.
Produksi digenjot lantaran bertambahnya negara tujuan ekspor teh. Selama ini, sekitar 80% dari produksi teh Sari Wangi dijual ke luar negeri. Sedangkan sisanya dipasarkan di dalam negeri.

Di pasar ekspor, produk teh Sari Wangi dipasarkan dalam bentuk bulk atau curah, dan biasanya dibeli oleh perusahaan prosesor. Jenis teh yang diproduksi dan dipasarkan Sari Wangi bermacam-macam mulai dari orthodox, CTC (Cutting, Tearing dan Curling) hingga teh hijau. Harga teh juga bervariasi tergantung dari kualitasnya. Mulai dari rata-rata US$ 2 per kilogram (kg)-US$ 2,20 per kg.
Selain dari perkebunan teh yang dimiliki sendiri, Sari Wangi juga mendapat suplai bahan baku teh dari pihak ketiga atau melalui kemitraan dengan petani. Perkebunan teh yang dimiliki perusahaan sendiri sekitar 3.500 hektareyang berada di daerah Sukabumi dan Ciwidey, Jawa Barat.
Seiring meningkatnya produksi, bisnis Sari Wangi juga terus bertumbuh. Nilai penjualan grup Sari Wangi meningkat dari US$ 31,07 juta pada akhir tahun 2009 menjadi US$ 85,23 juta pada tahun 2011.
Baca: Sumber Kekayaan Kartini Muljadi, Wanita Terkaya di Indonesia Versi Forbes
Baca: Jejak Karier Erick Thohir, Pengusaha yang Disebut-sebut Menguat ke Kubu Jokowi-Maruf
Baca: Masa Muda Ahmad Albar dan Rini S Bono, Riwayat Karier Vokalis Rock Legendaris
Baca: Begini Cerita Dibalik Bangkrutnya Perusahaan Sariwangi Hingga Deretan Video Iklan yang Pernah Tayang