HUT TNI ke 73
Marinir Bisa Sebrangi Selat Sunda Merupakan Prestasi Luar Biasa, Namun Apa Rahasianya?
Papua saat itu masih dikuasai Belanda dan untuk merebutnya, salah satu jalan yang ditempuh pemerintah RI adalah melalui peperangan.
TRIBUNJAMBI.COM - Pada 1960-an pasukan komando TNI AL yang sekarang dikenal sebagai Komando Pasukan Katak (Kopaska) mendapat tugas khusus untuk melaksanakan infiltrasi (penyusupan) ke Irian Barat (Papua).
Papua saat itu masih dikuasai Belanda dan untuk merebutnya, salah satu jalan yang ditempuh pemerintah RI adalah melalui peperangan.
Tapi pasukan komanda AL mengalami kesulitan untuk melaksanakan infiltrasi karena terbatasnya jumlah personel pasukan.
Syarat untuk melaksanakan infiltrasi bagi pasukan komando AL memang berat.
Antara lain mereka harus mampu berenang jarak jauh sambil membawa ransel dan senjata serta setelah tiba di darat bisa bertempur seperti pasukan komando.
Untuk mendapatkan pasukan berkualifikasi komando dalam waktu singkat maka komando AL meminta personel dari Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD), yang sekarang dikenal sebagai Kopassus untuk bergabung.
Ketika sejumlah pasukan RPKAD sudah bergabung dengan komando AL maka mereka pun dilatih terlebih dahulu untuk renang jarak jauh.
Baca: Mesin Kapalnya Mati, Pasukan Infiltran TNI AL Mampu Taklukkan Kapal Perang & Pesawat Tempur Belanda
Baca: Danrem 042 Garuda Putih Kunjungi Kabupaten Batanghari
Ketika akan mulai latihan komandan pasukan komando AL, Mayor Urip Santosa minta agar para personel RPKAD mendapatkan makanan yang bergizi seperti susu, telur, daging, serta madu.
Pasalnya makanan dan minuman berprotein tinggi itu sangat dibutuhkan bagi perenang jauh yang tenaganya bisa terkuras dalam waktu cepat.
Tapi permintaan dari komandan pasukan komando AL ternyata dianggap terlalu mewah oleh komandan RPKAD saat itu, Kolonel Moeng Parhadimulya.
Kolonel Moeng bahkan sering melarang prajurit RPKAD makan dengan lauk telur ayam jika asal-usulnya tidak jelas.
Para prajurit RPKAD pun kemudian berenang dengan makan menu sederhana, seperti sayur dan lauk tahu tempe.
Apa yang disampaikan oleh komandan pasukan komando AL ternyata benar. Gara-gara kurang asupan gisi banyak prajurit RPKAD tidak bisa mencapai titik finis saat berenang.
Baca: 17 Nama Dipolisikan pada Kasus Ratna Sarumpaet, Jubir PSI Jangan Mudah Percaya Orang Ini
Baca: Mati-matian Mendapatkannya, Ternyata Ada Makna dari Baret TNI yang Miring ke Kiri Atau ke Kanan
Setelah menu makanan diperbaiki dan rutin latihan maka prajurit-prajurit RPKAD pun bisa berenang jarak jauh sesuai standar yang diterapkan.
Untuk menjadi prajurit TNI AL, khususnya satuan Korps Marinir, syarat utamanya memang harus bisa berenang.