HUT TNI ke 73
Mati-matian Mendapatkannya, Ternyata Ada Makna dari Baret TNI yang Miring ke Kiri Atau ke Kanan
Satuan-satuan tentara di seluruh dunia seperti TNI memiliki baret tersendiri untuk menandakan asal satuan.
TRIBUNJAMBI.COM - Satuan-satuan tentara di seluruh dunia seperti TNI memiliki baret tersendiri untuk menandakan asal satuan.
Selain itu, pemakaian baret sendiri bisa menunjukkan kualifikasi pasukan yang bersangkutan.
Misalnya, pasukan terjun payung Inggris Parachute Regiment yang populer berkat kemampuannya bertempur di berbagai medan perang dikenal pula sebagai pasukan Setan Merah (Red Devil).
Sebutan Setan Merah itu berasal dari baret berwarna merah yang dikenakan setiap personel Parachute Regiment.
Warna merah baret Parachute Regiment melambangkan keberanian dan kemudian banyak menginspirasi pemakaian baret berwarna serupa di satuan-satuan militer dunia termasuk Indonesia.
Satuan pendiri Kopassus Mayor Idjon Djanbi, yang latar belakangnya merupakan veteran pasukan payung Belanda dan pernah bergabung dengan pasukan payung Sekutu 82nd Airborne Division dalam PD II, mengenakan baret merah.
Baca: Lewat Ilmu dari Merpati Putih Kopassus Bisa Kalahkan Navy Seal dengan Mampu Melihat di Kegelapan
Baca: Cerita Ahok Ditawari Suap Rp 30 Miliar Untuk Diam, Ini yang Terjadi Pada Pengusaha yang Menawarinya
Dengan latar belakang itu maka setelah dibentuk, Kopassus yang juga merupakan pasukan yang memiliki kualifikasi airborne (terjun payung) secara resmi mengenakan baret merah sebagai ciri khas satuannya.
Namun, seiring berkembangnya jumlah satuan-satuan di lingkungan TNI dan Polri pemakaian baret diupayakan memiliki warna khas masing-masing meskipun ada juga satuan yang memiliki warna baret yang sama atau mirip dengan satuan lainnya.
Misalnya, selain Kopassus, pasukan Kopaska dan Penerbangan Angkatan Udara TNI AD juga mengenakan baret warna merah.

Pemakian warna baret yang berwarna mirip atau bahkan sama itu sebenarnya bisa memunculkan protes dari satuan lainnya yang lebih dahulu memakai baret berwarna tertentu.
Tapi ‘konflik warna baret’ itu biasanya bisa diselesaikan setelah Mabes TNI turun tangan.
Baret yang dikenakan oleh satuan TNI tertentu terutama yang berasal dari pasukan khusus memang bukan merupakan baret sembarangan karena untuk mendapatkannya harus bertaruh nyawa.
Misalnya, untuk mendapatkan baret merah kebanggaannya setiap personel Kopassus harus menjalani sekolah pendidikan komando yang berlangsung sangat keras dan disiplin serta bertaruh nyawa sekitar empat bulan.
Pengambilan baret kadang harus merayap dulu di tebing tinggi yang terjal dan melalui perjuangan sangat berat.
Baca: Rencana Perumahan Honorer di Merangin, RSUD Abunjani Hanya Mampu Gaji 100 Orang
Baca: Amankan Bentrok di Papua, Polisi Ini Tetap Tegap Meski Anak Panah Menancap di Tubuhnya
Oleh karena itu dengan latar belakang yang demikian berat untuk mendapatkan baret kebanggannya, setiap personel TNI sebenarnya merasa jengah jika melihat orang awam atau ormas-ormas tertentu yang dengan seenaknya mengenakan baret dan warnanya sama dengan yang dimiliki oleh satuan TNI.
