'Ngaku Ikut Challenge', 55 Siswi SMP di Pekanbaru Sayat Tangan Gara-gara Minuman Berenergi
Sebanyak 55 orang siswa SMP yang menyayat tangannya sendiri, setelah meminum minuman berenergi.
TRIBUNJAMBI.COM, PEKANBARU - Saat melakukan razia rutin dua minggu lalu, ada temuan yang membuat kaget guru. Tangan siswa-siswa di sebuah sekolah di Pekanbaru bergaris-garis merah.
Sebanyak 55 orang siswa SMP yang menyayat tangannya sendiri, setelah meminum minuman berenergi. Mereka mengaku melakukan itu lantaran mengikuti challenge atau tantangan.
"Awalnya sasaran kita HP. Tapi pas razia, ada guru mendapati bagian tangan anak, ada bergaris-garis. Semuanya perempuan, cuma ada satu laki-laki," kata Lily Deswita, Kepala SMPN 18 Pekanbaru, kepada tribunpekanbaru.com, Senin (1/10/2018).
Kepada guru, mereka mengaku menyayat tangannya lantaran mengikuti challenge. "Tapi memang anak-anak bilang cuma mau ikut challenge saja. Mau coba sakit apa nggak, ternyata mereka ngakunya sakit," ungkap Lily.
Lily mengungkapkan kronologi 55 orang siswanya yang menyayat tangan, sehingga menimbulkan bekas luka seperti goresan.
Baca: BREAKING NEWS: Kejari Jambi Musnahkan Barang Bukti dari 182 Perkara, Ini Itemnya
Baca: Segini Laporan Dana Kampanye Awal Calon DPD RI Asal Jambi
Baca: Tsunami Palu, Mantan Kiper Timnas Indonesia Ikut Mengungsi
Sekira dua minggu lalu, pihak sekolah menggelar razia rutin. "Awalnya sasaran kita HP, tapi pas razia ada guru mendapati bagian tangan anak, ada bergaris-garis. Semuanya perempuan, cuma ada satu laki-laki," kata Lily.
Jumlah keseluruhan anak yang kedapatan ada luka gores di bagian tangannya 55 orang.
Atas temuan itu, pihak sekolah pun merasa cemas dan khawatir.
"Langsung saya kontak BNNK Pekanbaru. Karena kita takut ada apa-apa," ungkap Lily.
Saat ditanya, puluhan siswa itu mengaku cuma ikut-ikutan aja.
"Ada challenge gitu, lihat di IG dan WA. Kita panggil orangtuanya, mereka pun tak tahu anaknya seperti itu," sebut Lily lagi.
Lanjut Lily, setelah petugas dari BNNK Pekanbaru dan dokter datang, barulah ada disinggung soal salah satu merek minuman berenergi yang diduga mengandung zat benzo.
"Izin BPOM-nya padahal ada (dikemasan), kehalalan dari MUI juga. Cuma memang ada larangan bagi ibu menyusui, ibu hamil dan anak-anak. Ditanya ke anak-anak, memang dari mereka ada yang minum, cuma banyak juga yang nggak minum," ujar Lily.
Lily menyebut hal ini cuma kecemasan kepala sekolah dan guru saja.
"Kita takut ada apa-apa, kecanduan apa gimana," kata Lily.