''87 Tahun Jakob Oetama dan Era Banjir Informasi''

Pendiri harian Kompas Jakob Oetama jauh-jauh hari bicara soal jurnalisme makna. Ia menyampaikan gagasannya ini ...

Editor: Duanto AS
Pendiri Kompas Gramedia Jakob Oetama saat difoto di ruang kerjanya di Gedung Kompas Gramedia, Palmerah Selatan, Jakarta, Selasa (27/9/2016). Jakob Oetama, genap berusia 85 tahun pada hari ini.(KOMPAS.com / GARRY ANDREW LOTULUNG) 

“Seorang wartawan harus mampu mengambil jarak atas peristiwa yang ditulisnya dan menarik sebuah refleksi atas peristiwa tersebut. Dengan begitu, pembaca mendapatkan enlightment atau pencerahan,” tutur Jakob.

Tugas media, ia menegaskan, adalah mencari dan menghadirkan makna dari peristiwa dan masalah, besar dan kecil. Pencarian makna itu berpedoman pada politics of values, yaitu tentang apa yang baik dan tidak baik, penting dan tidak penting, bukan politics of power, politik kekuasaan atas dasar kepentingan kelompok atau segelintir orang.

Oleh karena itu, jurnalis dituntut untuk tidak sekadar membuat laporan, tapi laporan yang komprehensif yaitu laporan yang berusaha memaparkan seluruh persoalan berikut aneka macam latar belakang, interaksi serta prosesnya.

“Reportase faktual yang memisahkan fakta dan opini berkembang sebagai reportase interpretasi, reportase yang mendalam, yang investigatif dan reportase yang komprehensif. Bukan sekadar fakta menurut urutan kejadiannya, bukan fakta secara linear, melainkan fakta yang mencakup. Dicari interaksi tali temalinya. Diberi interpretasi atas dasar interaksi dan latar belakangnya. Ditemukan variabel-variabelnya. Dengan cara itu berita bukan sekadar informasi tentang fakta. Berita sekaligus menyajikan interpretasi akan arti dan makna dari peristiwa,” terang Jakob.

Gagasan Jurnalisme Makna yang disampaikan Jakob sangat relevan di era banjir informasi ini. Media seyogianya menjadi batu penjuru, tempat masyarakat mendapat kepastian. Media harus memberi jawab, mencerahkan, menjelaskan duduknya perkara.

The Legacy

Itulah salah satu warisan Jakob Oetama yang hari ini berulangtahun ke-87. Ia lahir di Desa Jowahan, 500 meter sebelah timur Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, pada 27 September 1931.

Warisan nilai yang dihidupi Jakob tidak hanya menjadi tonggak bagi jurnalisme yang digeluti para wartawan Kompas dan grup Kompas Gramedia tetapi juga warisan yang mewarnai perjalanan jurnalisme Indonesia.

Jakob tidak meninggalkan sebuah warisan nilai dalam sebuah tuturan yang sistematis. Beragam pandangan dan gagasannya tentang jurnalisme dan menjadi wartawan disampaikannya secara lisan dalam sejumlah kesempatan saat berinteraksi dengan wartawan-wartawannya.

Kumpulan catatan tentang warisan nilai itu bisa dilihat selengkapnya pada edisi visual interaktif “The Legacy”.
Selamat ulang tahun Pak Jakob. (Heru Margianto)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "87 Tahun Jakob Oetama dan Era Banjir Informasi"

Baca: Live Streaming Korea Open 2018 Anthony Ginting dan Jonatan Christie Main Mulai Pukul 13.00

Baca: Setahun Zumi Zola Bisa Dapat Rp 60 M Dari Dinas PUPR Provinsi Jambi Pengakuan Orang Kepercayaannya

Baca: Live Streaming MNC TV Timnas U-16 Indonesia vs India di Piala AFC 2018 Mulai pukul 19.00 WIB

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved