Gatot Nurmantyo 'Tantang' Tonton G 30S PKI, Ini Kesaksian Sang Penulis Naskah tentang Baku Tembaknya

Bahkan Gatot menyarankan KSAD untuk melepas pangkatnya jika sampai tak berani memutar film yang menjadi tontonan wajib

Editor: Suci Rahayu PK
Istimewa
Sampul Film Pengkhianatan G 30 S PKI . 

Pada hari Rabu itu saya tidak bertemu dengan Pak Sutoyo setelah beliau memberikan pelajarannya yang terakhir.

Juga dengan Brigjen Sabur saya tidak bertemu, karena sebelum senja tiba saya telah berangkat kembali ke Jakarta.

Di sekitar jam 16.00 saya berangkat dengan kendaraan dinas S.A.B. sebuah jeep Toyota.

Karena agak sakit, saya minta bantuan adik ipar untuk menyetirkan kendaraan itu untuk saya, karena sopir tidak ada.

Bertiga – dengan seorang mahasiswa ITB yang hendak pulang ke ibukota – kami bertolak dari Bandung.

Perjalanan berlangsung dengan lancar hingga kami tiba di depan pintu gerbang DCI Jakarta, yakni di depan Kompleks Cijantung.

Di sana kami mengalami kecelakaan ringan, karena ada kendaraan yang nyelonong dari jalan raya memasuki Kompleks itu persis di depan jeep kami, sehingga untuk menghindari tubrukan pengendara membanting stir, dengan akibat menyerempet sebuah mobil yang diparkir di pinggir jalan.

Pomdam V/Jaya, Jakarta 1 Oktober 1965

Baca: Masa Kecil Pak Harto yang Buram, Anak Tukang Judi yang Hidupnya Berpindah-pindah

Baca: Semakin Mencekam, Soeharto Perintahkan Kolonel Hebat Tumpas G30S/PKI dan Rebut Tempat Penting

Karena yang terlibat di dalam kecelakaan itu kendaraan milik ABRI, polisi lalu lintas yang kebetulan lewat, tidak mau mengurusnya.

Mereka pergi lagi dengan janji akan menelepon Pomdam V/Jaya yang markasnya ada di sudut Jalan Guntur – Jalan Sultan Agung.

Kecelakaan itu terjadi pada jam 20.00. Dua jam kemudian anggota polisi lalu lintas kembali untuk menyampaikan, bahwa mereka telah mencoba menelepon dari maskas polisi Kramatjati, tetapi tidak nyambung-nyambung.

Mereka telah meminta piket kompleks AKRI itu untuk terus berusaha menelepon.

Setelah menunggu dua jam lagi, belum juga ada anggota Polisi Militer yang datang, anggota polisi lalu lintas itu pergi lagi untuk mengecek penelepon di Markas Polisi Kramatjati.

Mereka tidak juga kembali.

Sementara itu jam sudah menunjukkan jam 01.00 keesokan harinya, hari Jumat, tanggal 1 Oktober 1965.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved