Aksi Polisi Bongkar Alur Masuknya Miras Ilegal Luar Negeri Via Jambi, Intai Kapal, Dapat 714 Dus
Diduga, miras ilegal tersebut berasal dari luar negeri yang akan diedarkan di Indonesia. "Saat ini kami masih menelusuri..." ujarnya.
Oknum nelayan pembawa barang selundupan ini merupakan warga asli dari Kecamatan Kuala Jambi, Tanjung Jabung Timur.
Mereka berinisial HSn, HMD, HRN, HMI, SYM. Saat ini kelimanya bersama barang bukti sudah langsung dilimpahkan ke Polres Tanjung Jabung Timur.
“Mereka akan diperiksa sebagai saksi dan pengembangan untuk mencari tahu siapa pemilik barang minuman beralkohol selundupan tersebut. Sementara untuk pasal yang dipersangkakan belum bisa diterapkan,” jelas IPTU Mulyono.
“Saat ini dugaan sementara pemilik barang tersebut berinisial IW juga sudah diamankan,” tambahnya.
Kata Kapolsek, para nelayan menuturkan juga tak mengetahui apa yang mereka angkut.
“Kami diupah Rp 2 juta untuk sekali angkut, tapi kami tidak tahu apa isinya. Sampai di sini, saya baru tahu kalau isinya miras,” ujarnya, menirukan pengakuan kelima nelayan.
Acok, seorang nelayan mengaku kecewa, karena dia dan nelayan yang lainnya merasa tertipu dengan ulah oknum yang tak bertanggung jawab tersebut.
Tergiur keuntungan lebih
Untuk mendapatkan minuman keras (miras) di Kota Jambi masih tergolong cukup mudah. Di beberapa tempat mulai dari toko kecil di pinggir jalan hingga sekelas kafe dan bar pun masih ditemukan.
Penelusuran Tribun Jambi beberapa waktu lalu, dari pengakuan sejumlah pemilik usaha mengatakan mereka menjual miras ilegal untuk mendapatkan untung lebih besar dari pada harus membeli dengan resmi atau ada label bea cukainya.
"Kalau beli dengan kawan yang ilegal biso lebih murah. Kalau beli yang resmi biso selisih Rp 10 ribu," kata AA pemilik toko kecil yang menjual miras diam-diam.
AA mengaku barang haram yang didapatkan berbagai merek, mulai dari harga Rp 20 ribu hingga jutaan rupiah.
"Kalau jual minuman di pinggiran jalan mano adolah yang resmi, ilegal semua. Tando bea cukai tu biso dibuat dewek, biak konsumen pecayo," ungkapnya.
AA mengaku dalam sehari ia mampu menjual minuman hingga 50 botol. Tak heran jika ia mengatakan keuntungan didapatkan bisa jutaan rupiah dalam sehari.
"Lebih lah duo juta untungnyo kalau sehari semalam jualnyo. Banyak mahasiswa samo budak sekolah," tuturnya.
Sama halnya dikatakan BB, penjual miras lainnya. "Lumayan selisih hargonyo, untungnyo teraso jugo," katanya.