Sejarah Indonesia

Ungkapan Dokter yang Lakukan Otopsi Jasad Korban G 30S PKI, "Tak Seperti yang Diberitakan"

Pada bulan Septemnber tahun 1965 meletus peristiwa G30S/PKI. Peristiwa tersebut tentunya sulit dilupakan oleh bangsa Indonesia.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Intisari
Monumen Pancasila Sakti yang dibangun di kawasan Lubang Buaya, Jakarta Timur 

Setelah membacanya, Soekarno mengumumkan sesuatu yang amat penting telah mencekam dirinya, dan bermaksud meninggalkan tersebut sebentar.

Dua pejabat lainnya saat itu, Soebandrio dan Chaerul Saleh juga mengetahui isi nota itu.

Begitu tahu isi nota tersebut, mereka juga pergi meninggalkan sidang.

"Nota itu berisi informasi sekelompok pasukan tak dikenal yang menanggalkan segala tanda pengenal mereka sehingga identitasnya tak diketahui, telah menduduki posisi mengepung istana," tulis Peter.

Menurut Peter, awalnya nota itu ditujukan kepada Pangdam Jaya, Amir Machmud.

Lalu, ia mengatkan tak apa-apa.

Baca: VIDEO: Mahfud MD Tanggapi Tidak Mundurnya Maruf Amin dari Ketua MUI yang Jadi Cawapres

Belakangan, diketahui Soekarno meninggalkan sidang kabinet, dan menuju Istana Bogor.

Di sana Soekarno bertemu sejumlah pejabat, hingga menghasilkan Surat Perintah 11 Maret, atau yang biasa dikenal Supersemar.

Isi Supersemar "memerintahkan" Soeharto mengambil tindakan yang dianggap perlu demi menjaga keamanan Presiden Soekarno, dan Indonesia.

IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved