Sejarah Indonesia
Saat Kopassus Pernah Miliki Tim Kecil Bernama Nanggala, Cepat dan Mematikan dengan 3 Sandi Unik
Dalam sejarahnya Komando Pasukan Khusus (Kopassus) selalu menjalani misi-misi penting yang penuh bahaya.
Ceritanya bermula pada Mei 1975 ketika Brigjen Yogie SM berniat mengirim tim intelijen tempur ke Timtim.
Ketika perintah diturunkan, Tim Karsayudha grup 4 atau Tim Susi di bawah pimpinan Kapten Inf Yunus Yosfiah yang semula akan ditunjuk telah berangkat ke Atambua, Nusa Tenggara Timur (NTT) dua bulan sebelumnya.
Satu Karsayudha lainnya juga telah diberangkatkan ke Irian Jaya.

Agar tidak bertele-tele, Tim Susi diputuskan sebagai Nanggala 2 dan Karsayudha yang beroperasi di Irian Jaya diberi kode Nanggala 1.
Jauh sebelumnya, dalam Perjuangan Pembebasan Irian Barat Agustus 1962.
RPKAD telah menyusupkan para pasukan komandonya untuk menyusup di sebelah barat Hollandia (Jayapura).
Mereka dikirim menggunakan kapal selam kelas Whiskey buatan Soviet milik ALRI.
Guna mendukung kebutuhan Kolonel Inf Dading Kalbuadi sebagai Komandan Operasi Flamboyan dalam melancarkan operasi intelijen tempur di Timtim, Brigjen TNI Yogie, lagi-lagi membentuk tim intelijen tempur bernama Nanggala.
Terbentuklah Nanggala 3 (Tim Tuti) dan Nanggala 4 (Tim Umi). Masing-masing dipimpin Mayor Inf Tarub dan Mayor Inf Sofian Effendi.
Baca: Pura-pura Mati, Prajurit Kopassus ini Bertahan Hidup di Tumpukan Mayat Kawan saat Dicari Belanda
Baca: Analis Politik Ini Sebut Pilpres 2019 Jadi Ajang Wapres yang Tertukar
Anggotanya dihimpun dari Grup 4 di Cijantung. Jadi, baik Nanggala 1, 2 maupun 3 telah beroperasi di Timtim sejak sebelum dimulainya Operasi Seroja yang merupakan operasi militer terbuka.
Grup 1 dibawah pimpinan Letkol Inf Soegito, yang melaksanakan serbuan linud di Dili 7 Desember 1975.
Sedangkan Grup 1 dipimpin Mayor Inf Kuntara, Wakil Komandan Grup 1 yang melakukan kegiatan intelijen dari perbatasan Timtim sejak September 1975, adalah Nanggala 5.
Nanggala 6 Grup 2 dari Magelang, bertugas melakukan pembersihan di sekitar Dili.
Nanggala 7 dioperasikan di kalimantan Barat, semntara Nanggala 8 diterjunkan di Suai tanggal 4 Februari 1976.
Jika Nanggala 10 sampai 13 dioperasikan di Timtim, Nanggala 9, 14 dan 20 dioperasikan di Irian Jaya.