Letkol Untung dan Persaingannya dengan Benny Moerdani, Terhenti saat G 30S
Soeharto pun pernah satu pasukan dengan dia semasa perang kemerdekaan. Siapa sebenarnya Untung?
Karier militernya cukup menarik ditelusuri. Semasa perang kemerdekaan, Untung bergabung dengan Batalyon Sudigdo yang berada di Wonogiri, Solo.
Selanjutnya, Gubernur Militer Kolonel Gatot Soebroto memerintahkan agar Batalyon Sudigdo dipindahkan ke Cepogo, di lereng gunung Merbabu.
Kemudian, Kusman pergi ke Madiun dan bergabung dengan teman-temannya. Setelah peristiwa Madiun, Kusman berganti nama menjadi Untung Sutopo dan masuk TNI melalui Akademi Militer di Semarang.
Perlu diketahui, Untung merupakan satu di antara lulusan terbaik akademi militer.
Pada masa pendidikan, dia bersaing dengan Benny Moerdani, perwira muda yang sangat menonjol dalam lingkup RPKAD.

Benny Moerdani dan Untung sama-sama bertugas dalam operasi perebutan Irian Barat.
Untung merupakan satu di antara anak buah Soeharto yang dipercaya menjadi Panglima Mandala.
Untung dan Benny tidak lebih satu bulan berada di Irian Barat, karena gencatan senjata pada 1962.
Sebelum ditarik ke Resimen Cakrabirawa, Untung pernah menjadi Komandan Batalyon 454/Banteng Raiders yang berbasis di Srondol, Semarang.
Batalyon ini memiliki kualitas dan tingkat legenda yang setara dengan Yonif Linud 330/Kujang dan Yonif Linud 328/Kujang II. Kelak dalam peristiwa G 30S, Banteng Raiders akan berhadapan dengan pasukan elite RPKAD di bawah komando Sarwo Edhie Wibowo.
Dituliskan wikipedia, setelah G30S meletus dan gagal dalam operasinya, Untung melarikan diri.
Dia menghilang beberapa bulan lamanya, sebelum tertangkap secara tidak sengaja oleh dua orang anggota Armed di Brebes, Jawa Tengah.
Saat itu, anggota Armed yang menangkapnya tidak menyangka bahwa tangkapannya adalah mantan Komando Operasional G30S. Ketika tertangkap, dia tidak mengaku bernama Untung.
Setelah pemeriksaan di markas CPM Tegal, barulah diketahui bahwa yang bersangkutan bernama Untung.
Setelah melalui sidang Mahmillub yang kilat, Untung dieksekusi di Cimahi, Jawa Barat pada 1966, setahun setelah G30S meletus.