Kerbau Milik Kiai Slamet Diarak 1 Muharram, Dianggap Sakti Hingga Kutunya Dicari Orang

Salah satu bintang pada Malam 1 Suro di Kasunanan Surakarta adalah kerbau bule Kiai Slamet.

Editor: Leonardus Yoga Wijanarko
Ade Sulaiman
Kerbau Kiai Slamet 

Karena menjadi peliharaan keraton dan bertugas mengawal pusaka keraton yang keramat, maka pasangan kerbau ini juga dianggap sebagai pusaka keraton yang keramat dan sakti.

Mereka dianggap tak pernah mati. Kalau mati, mereka selalu menitis pada  keturunan-keturunannya. Karenanya, walau sudah puluhan generasi  berlalu sejak Kiai dan Nyai Slamet yang pertama, mereka tetap ada.

Menurut Sukirman, yang mewarisi pekerjaan sebagai penjaga kerbau keraton dari mertuanya, pada keturunan yang mana Kiai dan Nyai Slamet menitis, mimpilah yang menentukannya. Yang bermimpi bisa siapa saja, ia sendiri atau orang lain.

KUTUNYA PUN DICARI

Bagi yang tak tahu, kawanan  kerbau keraton ini bisa disangka kerbau biasa saja. Kecuali kulit yang bule atau belang-belang putih-kelabu, mereka juga doyan rumput dan gemar berkubang di lumpur, persis seperti kerbau-kerbau lainnya.

Namun, menurut Mas Sukirman, kalau diperhatikan benar-benar, Kiai Slamet dan keluarganya lain dari kerbau yang lain. Kerbau-kerbau ini, terutama Kiai Slamet, penampilannya lebih berwibawa. Entah apa maksudnya.

Seperti mengerti akan status istimewa mereka, kerbau-kerbau  keraton yang betina hanya mau dikawini oleh kerbau jantan dalam kelompok mereka saja. Mereka ogah bercinta dengan  kerbau jantan kampung biasa.

Baca: Masyarakat Tepian Sungai Batanghari Masih Memiliki Perilaku BAB di Jamban Tepi Sungai

Sebaliknya, kerbau-kerbau  jantannya, yang jumlahnya dua ekor, mau saja kawin dengan betina kampung. Karena dianggap bisa membawa berkah, para pemilik kerbau betina senang saja kalau peliharaan mereka dikawini Kiai Slamet.

Meski sehari-hari diumbar begitu saja dan berkelana seenaknya di seputar Kota Solo, rombongan Kiai Slamet tak pernah diganggu atau hilang dicuri orang.

Memang pernah sekali waktu seorang abdi dalem keraton mencoba menggiring Kiai Slamet ke Pasar Pedan untuk dijual, tapi gagal karena keburu ada yang mengenalinya.

Umumnya orang Solo memang kenal dengan rombongan Kiai Slamet ini.  Pedagang sayur dan buah dengan senang hati mengempani mereka sisa-sisa dagangan yang tak habis terjual.  Sekalian minta berkah agar besok-besok bisa dapat untung lebih banyak.

Kadang terjadi, mungkin karena sudah lapar berat, tanpa permisi lagi Kiai Slamet langsung menyambar dagangan orang yang kebetulan dilaluinya di jalanan. Namun, ini bukannya membuat si pedagang jadi berang, tapi malah merasa senang.

Baca: Heboh di Media Sosial, Surat Kemenpora untuk Roy Surya Agar Kembalikan Barang Milik Negara

Para petani pun gembira kalau kawanan kerbau bule ini berkubang di sawah mereka, meski sebagian padi  yang ditanam jadi rusak karenanya.

Orang percaya tuah Kiai Slamet bisa didapat pula lewat kutunya, yang dipercaya manjur untuk menyembuhkan sakit batuk dan paru-paru. Bahkan kotorannya juga penuh khasiat.

Seperti diberi pupuk dan disemprot insektisida, sawah yang ditaburi tahi kerbau ini konon akan subur dan bebas hama.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved