Syok Bukan Kepalang, Anggota Separatis GAM ini Dibekuk Kopaska Usai Dijebak saat Ambil Uang Tebusan

Kekuatan Tentara Nasional Indonesia (TNI) di mata dunia sudah bukan isapan jempol belaka.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Kolase/Ist
Ilustrasi Kopaska dan Kelompok Separatis GAM 

Semula GAM meminta tebusan antara Rp 250 juta – Rp 500 juta namun kemudian keduanya sepakat akan menebus nahkoda dan KKM kapal dengan uang sebesar Rp. 60 juta dan akan ditransfer secara bertahap lewat sebuah bank BUMN.

“Awalnya kami mau antar sendiri uangnya, tapi mereka tidak mau, takut ditipu. Jadinya kami transfer Rp. 20 juta dulu lewat bank di Lhoksumawe,” tutur Kopral Satu (Koptu) Totok yang saat itu menjadi salah satu anggota tim Kejar berpangkat Kopral dua.

Setelah sepakat, si ‘operator kapal’ yang sebenarnya anggota Tim Kejar menghubungi kembali si penyandera untuk memberi tahu bahwa uang telah ditransfer dan dapat diambil.

Saat itu tim lain di Jakarta yang bertugas mengawasi penyadapan telepon mendeteksi lokasi nomor tersebut sudah berpindah ke kawasan Lhoksumawe.

Ilustrasi Kopassus yang Menyamar jadi Teller Bank
Ilustrasi Kopassus yang Menyamar jadi Teller Bank (TribunJambi/Kolase)

Artinya, si anggota separatis ini sudah mendekati bank. Tepat seperti yang diharapkan!

Merasa kesempatan tidak datang 2 kali, Tim Kejar Kopaska langsung berkoordinasi dengan pihak bank dan membagi tugas.

Satu anggota tim langsung berganti peran menjadi teller bank, sedangkan anggota tim lainnya menyamar menjadi nasabah.

Waktu terus berjalan, anggota tim mulai cemas, jangan-jangan buruannya keburu tahu kalau dirinya masuk jebakan.

Baca: Tertembak di Lengan Kiri, Prajurit Kopassus Ini Terus Menekan GAM, Hingga Kehabisan Banyak Darah

Baca: Gerah Disusupi Pasukan Elit Inggris di Kalimantan, Kopassus Murka & Serangan Mengerikan pun Terjadi

Di tengah rasa khawatir yang menggantung di hati, tiba-tiba orang yang ditunggu-tunggu datang.

Ia masuk dengan santai, Tim Kejar juga berusaha keras untuk memainkan perannya bak pemain teater, si Teller melayani layaknya Teller, dan si nasabah berlagak layaknya nasabah.

“Sebentar ya, pak, sistemnya agak bermasalah. Tunggu sebentar,” kata si Teller yang berusaha mengulur waktu. Si target manggut-manggut saja.

Saat sedang menunggu itulah beberapa ‘nasabah’ langsung menyergap target yang bernama Syafrizal Sofyan itu.

Setelah diinterogerasi, Syafrizal Sofyan mengaku hanya keponakan dari Budiansyah alias Jepang, salah satu pimpinan kelompok penyandera yang menjadi incaran utama Kopaska.

Sofyan hanya ditugaskan sang paman untuk mengambil uang tebusan.

Kopaska
Kopaska (Beritahati)

Setelah ditangkap, Kopaska memerintahkan Sofyan untuk menelepon si paman untuk mengabari bahwa uang sudah diambil dan tawanan dapat dilepaskan.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved