Sejarah Paskibraka, Bermula dari Kelompok 10, Sempat Semua Pengibar Adalah Mahasiswa UI

Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) memiliki daya tarik tersendiri jelang peringatan 17 Agustus

Penulis: rida | Editor: rida

Untuk merealisasikan idenya itu, Mutahar lalu mengumpulkan sepuluh pemuda-pemudi dari latar belakang etnis berbeda yang saat itu tinggal di Yogyakarta.

Dalam pemikiran Mutahar, dengan mengemban tugas bersama mengibarkan bendera pusaka, pemuda-pemudi Nusantara pilihan itu dapat menjadi simbol pemersatu Indonesia.

“Nah, kalau pemuda-pemudi sudah bersatu, Indonesia ini akan jaya,” ucap Budiharjo menirukan Mutahar.

Itulah formasi pertama pasukan pengibar bendera pusaka yang disebut Kelompok 10.

Saat itu belum ada pemanggilan pemuda dari daerah luar Jawa karena suasana yang tidak mendukung dan kendala transportasi.

Formasi ini terus dipertahankan hingga 1950.

Tahun berikutnya formasi berganti dengan Kelompok 17.

Saat itu, Mutahar tidak terlibat lagi dalam upacara pengibaran bendera.

Hingga 1966 kegiatan tahunan itu dipersiapkan oleh Rumah Tangga Kepresidenan.

“Baru tahun 1967 kita memakai formasi 17-8-45,” ujar Purna Paskibraka wakil Yogyakarta ini.

“Saat itu Pak Harto yang meminta kembali Kak Mut mempersiapkan upacara kemerdekaan. Konsep beliau adalah melambangkan tanggal Proklamasi.”

Selama perkembangan itu upacara kemerdekaan juga dipersiapkan dengan mengadopsi upacara militer.

Ketika diminta menjelaskan lebih rinci bilamana upacara kemerdekaan mulai mengadopsi upacara militer, Budiharjo masih ragu.

“Saya juga masih mencari-cari literaturnya,” lanjutnya.

Yang terang, meskipun sistem formasinya terus diperbarui, konsep pluralitas anggota cetusan Mutahar tetap dipertahankan.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved