Pilpres 2019
Muncul di Menit-menit Akhir, Inilah Drama Penunjukan Sandiaga Uno Jadi Capres Prabowo Subianto
Nama Sandiaga pun muncul di H-3 hari terakhir pendaftaran pasangan capres dan cawapres di Komisi Pemilihan Umum (KPU)
Terlebih, hasil Pilkada Jawa Barat yang mengejutkan banyak pihak, di mana pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu yang diusung keduanya mampu menjadi runner up, semakin meningkatkan daya tawar PKS agar kadernya dipilih menjadi cawapres Prabowo.
Namun kemesraan Gerindra dan PKS sempat terganggu dengan adanya deklarasi pasangan capres dan cawapres Prabowo Subianto-Anies Baswedan.
Hingga akhirnya muncul wacana tandingan dari PKS untuk mengusung Anies sebagai capres, sebuah wacana yang jelas berseberangan dengan Gerindra yang sejak awal hendak mengusung Prabowo demi mengamankan raihan kursi DPR di Pileg 2019.
Kemesraan Gerindra dan PKS semakin terganggu dengan masuknya Demokrat.
Rencana koalisi Gerindra dan Demokrat diawali dengan pertemuan di kediaman Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Kuningan, Jakarta, Selasa (24/7/2018).
Usai pertemuan, saat ditanya soal peluang AHY menjadi cawapres, Prabowo menjawab mungkin saja.
"Umpama nama AHY muncul saya harus katakan, why not," kata Prabowo saat itu kepada wartawan.
Baca: Dipilih Jokowi Sebagai Cawapres, Ini Rekam Jejak Sosok KH Maruf Amin
Namun, nama AHY ditolak oleh PKS yang sejak awal sudah menjalin koalisi dengan Gerindra.
Hal itu disampaikan Direktur Pencapresan PKS Suhu Aliyudin.
PKS lantas terus menyodorkan nama Salim yang belakangan direkomendasikan GNPF Ulama.
Di sisi lain PAN menginginkan agar Abdul Somad dipilih demi keadilan lantaran bukan dari partai.
"Buat kami sejak awal menyerahkan hal itu kepada Gerindra dan Pak Prabowo. Jadi siapapun yang mencalonkan tidak masalah, yang penting cawapres dari PKS. Jangan sampai pacaran dengan siapa, nikahnya dengan siapa," kata Suhud dalam sebuah diskusi di Jakarta, Sabtu (28/7/2018). Selanjutnya:
Tuduhan politik uang
Sementara itu, kemesraan Gerindra dan Partai Demokrat yang mulai terbangun mulai pekan ini semakin terganggu saat Wakil Sekjen Demokrat Andi Arief mengeluarkan pernyataan yang menyerang Prabowo melalui akun twitter miliknya.
"Di luar dugaan kami, ternyata Prabowo mementingkan uang ketimbang jalan perjuangan yang benar," kata Andi Arief saat dihubungi Kompas.com melalui pesan singkat, Rabu (8/8/2018) malam.