Kirim Pesan 'Berjalan Lancar', USS Cyclops Kapal Terbesar AS 'Hilang' Misterius di Segitiga Bermuda

Kapal Cyclops memiliki panjang hampir 550 kaki, dengan kru sebanyak 306 orang dan 11 ribu ton mangan di dalamnya.

Editor: Suci Rahayu PK
The Naval History and Heritage Command
Kapal Cyclops yang berlayar dari 1910 hingga 1918. 

Selama beberapa dekade, ada sejumlah teori sensasional terkait hilangnya Cyclops.

Termasuk yang mengatakan bahwa ia salah satu dari 100 kapal dan pesawat yang menghilang secara misterius di Segitiga Bermuda.

Kapal Cyclops yang berlayar dari 1910 hingga 1918.
Kapal Cyclops yang berlayar dari 1910 hingga 1918. (The Naval History and Heritage Command)

Apakah kapal ini ‘dimakan’ monster laut, dibawa UFO, atau tenggelam karena badai?

“Hilangnya Cyclops telah menjadi salah satu misteri paling membingungkan dalam sejarah angkatan laut. Semua upaya untuk menemukannya tidak berhasil,” tulis angkatan laut AS dalam pernyataan resminya.

Meski begitu, beberapa orang masih setia kepada investigasi Cyclops – terutama mereka yang memiliki koneksi pribadi dengan kapal tersebut.

Marvin Barrash adalah keturunan dari petugas pemadam kebakaran yang turut hilang dengan Cyclops.

Selama lebih dari sepuluh tahun, Barrash telah berusaha mengungkap misterinya -- mengumpulkan catatan dari angkatan laut, log kapal, dan bijih mangan yang menghitam.

“Namun, keberadaan kapal benar-benar tersapu tanpa jejak. Tidak seperti hilang dalam pertempuran, tetapi lenyap begitu saja dari muka Bumi,” katanya.

Barrash memiliki hipotesisnya sendiri tentang apa yang terjadi pada kapal raksasa tersebut.

Mulai dari kerusakan mesin, awak kapal yang tidak terbiasa dengan muatan baru, serta gelombang besar yang menggulung kapal dan penumpangnya ke laut untuk selamanya.

Semua itu, menurutnya, berkaitan dengan Cyclops yang mungkin melintas di atas palung Puerto Riko -- bagian terdalam Atlantik yang berdekatan dengan Segitiga Bermuda.

Meskipun kesempatannya kecil, namun Barrash berharap kapal itu bisa ditemukan, mengingat teknologi eksplorasi bawah laut kini semakin baik.

Beberapa tahun terakhir, bangkai-bangkai kapal berhasil ditemukan berkat teknologi tersebut. Mungkin, Cyclops bisa jadi yang selanjutnya.

“Saya hanya ingin ia ditemukan. Saya ingin 306 korban beristirahat dengan tenang. Juga agar keluarga mereka bisa lega. Semua orang pasti membutuhkan kepastian,” pungkas Barrash. (National Geographic Indonesia)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved