Anies Ungkap Alasan Separator Jalan yang Tadinya Warna-warni Kembali Dicat Putih Hitam

Menurut Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, upaya mempercantik separator jalan dalam rangka Asian Games itu

Editor: Nani Rachmaini
KOMPAS.COM/Stanly Ravel
Separator jalan dicat warna-warni di kawasan TMII, Jakarta Timur, Minggu (29/7/2018). Pemprov DKI melakukan pengecetan untuk menyambut Asian Games 2018. 

TRIBUNJAMBI.COM - Menyambut Asian Games 2018, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melakukan berbagai upaya guna memperindah Jakarta.

Satu di antaranya yakni mengecat sejumlah separator jalan dan trotoar dengan warna-warni bak pelangi.

Menurut Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, upaya mempercantik separator jalan dalam rangka Asian Games itu sudah direncanakan.

Namun, rencana 'beautifikasi' tersebut baru dieksekusi pada bulan Juli.

"Nature-nya Indonesia ada panas, hujan, kita tidak ingin warna-warna itu pudar di saat Asian Games. Itu semua direncanakan, memang baru dieksekusi di bulan Juli ini. Jadi, alhamdulillah kita sudah mulai, termasuk jalan-jalan," kata Anies, Senin (30/7/2018), seperti dilansir dari Kompas.com.

Namun, upaya tersebut dinilai kurang tepat karena dikhawatirkan akan mengaburkan fungsi dari pembatas itu sendiri.

Menurut Sekjen Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Zaki Muttaqien, pembatas jalan mestinya mengikuti standar yang sesuai.

"Pembatas jalan kan harusnya mengikuti standar sesuai fungsinya, (sebagai) pengarah, pengaman, pengatur, dan pembatas. Jadi ya diwarnai sesuai fungsinya harusnya," kata Zaki kepada Kompas.com, Senin (30/7/2018).

Di beberapa lokasi, menurut Zaki, terdapat guiding block yang justru sengaja dibuat melengkung atau berbelok demi alasan estetika.

"Secara desain bisa jadi indah, tapi akan menyulitkan tuna netra," ujar Zaki.

Begitu pula menurut arsitek senior, Bambang Erydhawan yang menilai Pemprov DKI tak perlu berlebihan dalam menyambut gelaran Asian Games 2018.

Kalaupun ingin mengubah suasana agar event olahraga terbesar semarak dan dapat dirasakan publik, cukup dilakukan di tempat-tempat tertentu.

"Misalnya, taman dengan bangku-bangku, mungkin bangkunya ingin diwarnai untuk menyambut Asian Games oke juga. Tapi kalau kemudian masuk ke infrastruktur kota yang sifatnya lebih permanen, apalagi jalan negara seperti koridor Sudirman-Thamrin harus lebih berhati-hati ya," kata Bambang yang karib disapa Yudha kepada Kompas.com, Senin (30/7/2018).

Selain itu, sejumlah masyarakat mengaku banyak yang mengapresiasi pengecatan tersebut untuk memperindah Jakarta.

Namun, tak sedikit pula masyarakat justru menilai warna-warni itu membuat pusing saat di jalan.

Sempat menuai kontroversi, separator jalan yang semula dicat warna-warni, kini telah kembali dicat hitam-putih.

Misalnya, separator jalan di kawasan Pasar Rebo Jakarta Timur.

Hal itu pun ditanggapi langsung oleh Anies Baswedan.

Menurutnya, ada sejumlah ketentuan mengenai marka jalan.

http://cdn2.tstatic.net/jakarta/foto/bank/images/anies-baswedan_20180731_111653.jpg
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di kawasan Monas Jakarta Pusat Selasa, (31/7/2018) pagi. (TRIBUNJAKARTA.COM/PEBBY ADE LIANA)

"Ada ketentuan-ketentuan mengenai marka jalan. Dan asisten pembangunan kemarin menjelaskan bahwa ketentuan tentang marka jalan penting untuk ditaati," kata Anis Baswedan kepada wartawan di Gambir Jakarta Pusat, Selasa (31/7/2018).

Anies mengatakan, salah satu alasan separator jalan tersebut kembali dicat hitam-putih karena terkait keamanan.

"(Tanda di jalan) memiliki fungsi tidak hanya untuk estetika tapi juga untuk safety," katanya.

(TribunJakarta.com/Rohmana Kurniandari)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved