Mengerikan! Letusan Gunung Krakatau Tahun 1883, Tsunami 30 Meter dan Lenyapkan Pulau-pulau Sekitar

Bahkan pada Sabtu (14/7/2018) Gunung Anak Krakatau meletus sebanyak 398 kali dengan amplitudo 24 sampai 58 mm, durasinya

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Dok Badan Nasional Penanggulangan Bencana
Erupsi G Anak Krakatau pada 21/6/2018 

Pukul 06.44, G.Krakatau meletus lagi di Danan, menimbulkan tsunami di arah timur dan barat.

Letusan besar pada pukul 10.02 terjadi begitu keras dan terdengar hampir 3.110 km jauhnya ke Perth, Australia Barat, dan Rodrigues di Mauritius (4.800 km (3.000 mi) jauhnya).

Penduduk di sana mengira bahwa letusan tersebut adalah suara tembakan meriam dari kapal terdekat.

Masing-masing letusan disertai dengan gelombang tsunami, yang tingginya diyakini mencapai 30 m di beberapa tempat.

Wilayah-wilayah di Selat Sunda dan sejumlah wilayah di pesisir Sumatera turut terkena dampak aliran piroklastik gunung berapi.

Energi yang dilepaskan dari ledakan diperkirakan setara dengan 200 megaton TNT, kira-kira hampir empat kali lipat lebih kuat dari Tsar Bomba (senjata termonuklir paling kuat yang pernah diledakkan).

Pada pukul 10.41, tanah longsor yang meruntuhkan setengah bagian Rakata memicu terjadinya letusan akhir.

Baca: Pembahasan Jalan Batubara Akan Dilanjutkan, Sesala Besok Ini

Bagaimana dampaknya?

Letusan besar terakhir terdengar hingga 3.000 mil jauhnya, menimbulkan setidaknya 36.417 korban jiwa; 20 juta ton sulfur dilepaskan ke atmosfer; menyebabkan musim dingin vulkanik (mengurangi suhu di seluruh dunia dengan rata-rata 1.2 °C selama 5 tahun); dan letusan gunung api paling hebat dalam sejarah .

Pada tengah hari tanggal 27 Agustus 1883, hujan abu panas turun di Ketimbang (sekarang desa Banding, Kec Rajabasa, Lampung).

Kurang lebih 1.000 orang tewas akibat hujan abu ini di Rajabasa.

Kombinasi aliran piroklastik, abu vulkanik, dan tsunami juga berdampak besar terhadap wilayah di sekitar Krakatau.

Tak satupun yang selamat dari total 3.000 orang penduduk pulau Sebesi, yang jaraknya sekitar 13 km dari Krakatau.

Aliran piroklastik menewaskan kurang lebih 1.000 orang di Ketimbang dan di pesisir Sumatera yang berjarak 40 km di sebelah utara Krakatau.

Baca: Mantan Kadis di Batanghari Ini Akan Dilantik Jadi Sekda Muarojambi, Hari Ini

Jumlah korban jiwa yang dicatat oleh pemerintah Hindia Belanda adalah 36.417, namun beberapa sumber menyatakan bahwa jumlah korban jiwa melebihi 120.000 jiwa.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved