Tak Banyak yang Tahu! Inilah Fakta Sejarah Rumah Batu Olak Kemang Rumah Pangeran Wiro Kusumo
Padahal, dulu tempat itu sempat menjadi rumah seorang yang memiliki pengaruh besar pada zamannya hingga kini.
Penulis: Mareza Sutan AJ | Editor: bandot
Dulu, katanya, rumah itu masih tampak elok nian.
Susunan batu bata yang diletakkan di sana, tidak sama dengan yang lumrah terlihat.
Ada yang tersusun tegak, rebah, bahkan ada yang miring. Itu terlihat dari bekas pecahan dinding bangunan itu.
"Kalau ditengok, bangunan ini unik. Susunan batunya tidak sama dengan bangunan orang sekarang. Orang dulu kan, tidak banyak bahan-bahan bangunan. Jadi, dengan susunan kayak gitulah supaya bangunan itu kuat," katanya.
Dia menceritakan, sepeninggalan Habib Said Idrus bin Hasan Al Djufri (di papan informasi tertulis 1901, informasi lain menyebut 1902)rumah itu menjadi kediaman para keturunannya.
Bahkan hingga kini, yang menjaga rumah itu tetap para keturunannya.
Syarifah Aulia sendiri mengaku keturunan keempat dari Sayyid Idrus Hasan Al Jufri.
Dia juga menengarai, jika rumah itu direnovasi, membutuhkan biaya yang sangat besar.
Sebab, renovasi yang dilakukan nanti semestinya benar-benar menyerupai arsitektur klasik rumah itu.
"Kalau pun dipugar, memang harusnya dibuat sama dengan yang dulu. Untuk itulah dikumpulkan gambar-gambar lama," katanya.
Gambar-gambar lama terdapat di papan informasi yang tak jauh dari sana.
Papan itu menampakkan wajah dulu Rumah Batu. Tiang-tiang yang masih kukuh, atap, juga beberapa ornamen lain yang masih terlihat.
Kini, atap-atap yang kukuh itu mulai roboh.
Beberapa bahan bangunan yang lapuk, tegeletak di sana.
Bahkan, pengunjung tidak bisa masuk pada waktu-waktu tertentu. Sebab, kata Syarifah, dikhawatirkan bangunan tersebut roboh.
"Karena sudah lapuk. Takut, kalau hujan atau angin kencang, bisa roboh. Untuk waspada saja," katanya.
Padahal, dalam sebulan, sekitar 150 orang berkunjung ke sana. Mereka berasal dari berbagai kalangan, mulai dari mahasiswa, media, hingga pencinta situs purbakala.
Kini, dia berharap, rumah itu bisa dipugar, agar tampak kembali elok dan menjadi tempat yang ramai dikunjungi.
"Harapannya ya, diperhatikanlah. Karena sayang juga, bangunan ini kalau dibiarkan, ya semakin hancurlah. Kalau kami, cuma bisa bersihkannyalah. Untuk memugarnya, kami harapkan ke pihak yang berwenanglah," tuturnya.