Sudah 2 Ular Makan Manusia, Pakar Herpetologi LIPI Ungkap 4 Fakta Ular Piton Sulawesi itu

Kasus ular piton (Pythonidae) atau ular sawah atau sanca kembang kembali menghebohkan warga

Editor: Andreas Eko Prasetyo
net
Ilustrasi 

TRIBUNJAMBI.COM - Kasus ular piton (Pythonidae) atau ular sawah atau sanca kembang kembali menghebohkan warga.

Diketahui, seorang wanita bernama Wa Tiba (54) dikabarkan hilang sehari sebelum akhirnya ditemukan secara utuh dalam perut ular piton yang dibelah, Jumat (15/6/2018).

Baca: Dugaan Korupsi di PT JII Penyidik Sebut Bakal Umumkan Nama Tersangka Setelah Lebaran

Sebelumnya, Minggu (26/3/2017), petani sawit, Akbar (27) tewas dimangsa piton di kebun sawit korban, Desa Salubiro, Kecamatan Korossa, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat.

Sama seperti Wa Tiba, jasad Akbar pun ditemukan utuh dalam perut piton yang dibelah warga.

Warga membedah perut ular piton sepanjang sekitar 8 meter yang memangsa Wa Tiba, wanita paruh baya di di Desa Persiapan Lawela, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, Jumat (15/6/2018).
Warga membedah perut ular piton sepanjang sekitar 8 meter yang memangsa Wa Tiba, wanita paruh baya di di Desa Persiapan Lawela, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, Jumat (15/6/2018).


Hingga akhirnya Pakar herpetologi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Amir Hamidy memberikan fakta-fakta terkait ular tersebut.

1. Jenis Sanca Batik

 
Pakar herpetologi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Amir Hamidy mengatakan, ular sanca batik memiliki nama latin Phyton reticulatus.

Menurut Amir, masyarakat di Indonesia dan Malaysia sering menggunakan kata sanca untuk menyebut ular jenis piton tersebut.

" Ular yang memangsa seorang perempuan di Sulawesi beberapa waktu lalu merupakan jenis sanca batik," kata Amir saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (16/6/2018).

Baca: Jokowi Benarkan Peci Cucu Wakil Presiden Jusuf Kalla yang Miring, Ekspresinya Buat Gemes

2. Terpanjang di Dunia

Amir menjelaskan, panjang ular sanca batik dapat mencapai 10 meter dan menjadi yang terpanjang di dunia. Ukuran ini melebihi panjang ular Anaconda dari sungai Amazon.

"Ular piton di daerah Sulawesi memang bisa sangat besar dan panjang karena menjadi predator tertinggi di dalam rantai makanan. Mangsanya juga mamalia besar seperti babi hutan. Hal ini membuat ukuran piton di Sulawesi berbeda dengan piton di Sumatera, karena masih ada predator lainnya seperti harimau," jelas Amir.

"Apabila di penangkaran panjang ular piton bisa mencapai 10 meter, kalau di alam liar panjangnya mencapai 7 meter," tambah Kepala Laboratorium Herpetologi Puslit Biologi LIPI tersebut.

Baca: Posting Cuitan Soal SP3 Habib Rizieq, Mendadak Kevin Aprillio Minta Maaf Karena Diserbu Netter

3. Memiliki kemampuan adaptasi mumpuni

Dikutip dari Tribun Medan, Amir mengatakan jika jenus ular tersebut memiliki kemampuan adaptasi yang mumpuni.

"Selain berukuran panjang dan besar, kemampuan adaptasi ular ini sangat baik. Ular ini bisa bertahan hidup di tengah perkotaan dan memangsa hewan-hewan kecil seperti tikus atau ayam," katanya.

"Biasanya ular hanya bisa diam untuk mencerna makananya dan butuh waktu sekitar 1 sampai 2 minggu, tergantung besar kecil mangsanya. Asam lambung di perut ular, kadar asamnya sangat kuat untuk mengurai makanan," katanya.

Baca: Ribuan Pengunjung Kunjungi Lapas Kelas II B Muara Tebo Selama Lebaran 2018, Pengamanan Diperketat!

4. Terancam Punah

Amir juga menuturkan jika jumlah populasi ular sanca batik di Indonesia masih terjaga, namun ada tiga jenis lainnya yang terancam punah.

"Ada tiga jenis piton yang statusnya hewan dilindungi, yaitu Python morulus atau Sanca Bodo yang ada di Jawa, Bali dan Nusa Tenggara Barat, Condropyhton viridis atau sanca Hijau yang ada di Papua dan Pyhton timorensis atau Sanca Timur yang ada di Nusa Tenggara Timur dan Pulau Timor," paparnya.

Baca: Pernikahan dan Kehamilannya Sempat Buat Geger, Putri Marino Kini Ungkap Kondisi Calon Bayinya

Dikabarkan sebelumnya, Hanya selang setahun lebih setelah Akbar bin Ramli (25) tewas dimangsa ular piton raksasa di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, kini giliran seorang wanita paruh baya juga menjadi korban di Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara.

Wa Tiba yang tewas dimangsa ular jenis sanca jumbo tersebut sekitar antara Kamis (14/6/2018) petang hingga Jumat (15/6/2018) subuh.

Ibu rumah tangga berusia 54 tahun di Desa Persiapan Lawela, Kecamatan Lohia, Muna tersebut, sebelum tubuhnya ditemukan di dalam perut ular piton sempat pamit untuk pergi ke kebun saat warga takbiran menyambut Lebaran Idul Fitri 1439 H.

Wa Tiba sebelumnya hendak melihat kebun jagungnya yang kerap dirusak babi hutan.

Namun, malang menimpa dia saat warga lainnya sibuk mempersiapkan perayaan Lebaran.

Dia tewas dimangsa ular dari suku Pythonidae.

Baca: Warga Diimbau Kontrol Konsumsi Makanan Lebaran

Sebelumnya, tragedi ini juga menimpa Akbar.

Warga Desa Salubiro, Kecamatan Karossa, Kabupaten Mamuju Tengah, Provinsi Sulawesi Barat sempat mendengar teriakan dari kebun sawit sebelum Akbar ditemukan di dalam perut ular piton.

Akbar dicurigai hilang oleh tetangganya karena tidak pulang seharian pada Ahad itu.

Biasanya, Akbar kembali dari kebun pada siang hari. (*)

Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved