Sejarah Kue Kering yang Mengubah Tradisi Dunia, di Indonesia Ada Kue Nastar
Puasa Ramadhan memasuki hari-hari terakhirnya. Dan seminggu ke depan, kita akan menyambut Hari Raya Idul Fitri.
TRIBUNJAMBI.COM - Puasa Ramadhan memasuki hari-hari terakhirnya. Dan seminggu ke depan, kita akan menyambut Hari Raya Idul Fitri.
Salah satu yang tak boleh ketinggalan saat perayaan Idul Fitri adalah beraneka macam penganan.
Di antaranya adalah berbagai kue kering seperti nastar, putri salju, kastangel, dan lain sebagainya.
Namun tahukah Anda, kue kering ini memang sudah lekat dengan peradaban muslim sejak berabad lalu?
Itu karena sejarah kue kering yang memang berasal dari Persia (saat ini Iran) pada abad ke-7.
Kue kering tidak pernah diniatkan untuk diciptakan.
Saat itu, para tukang roti ingin membuat kue biasa pada umumnya.
Sayangnya pada masa tersebut, memanggang kue bukan perkara yang mudah.
Salah satu kesulitan yang harus dihadapi dalam memanggang kue adalah penentuan suhu dalam oven yang akan digunakan.
Untuk mengukur suhu yang tepat, biasanya para tukang roti saat itu menjatuhkan sedikit adonan ke dalam oven.
Adonan kue yang jatuh inilah yang membuat kue kering lahir.

Saat itu, kue kering hanya versi tipis dari kue pada umumnya dan disajikan dalam porsi kecil dengan warna cokelat keemasan.
Penganan ini dulunya hanya disajikan bagi kaum bangsawan.
Kue kering kemudian menyebar ke seluruh dunia melalui pedagang Muslim.
Salah satu wilayah yang ikut mempopulerkan kue kering adalah daratan Eropa.