Ramadan Mubaraq
Pesantren Kilat di SMPN 1 Kota Jambi, Tentang Gadget yang Pengaruhi Akhlak Generasi Muda
Mengisi bulan suci Ramadan, para siswa di SMPN 1 Kota Jambi mengikuti pesantren kilat. Kegiatan yang di sekolah itu
Penulis: Mareza Sutan AJ | Editor: Fifi Suryani
"Yang pertama, agar anak-anak menikmati nuansa Ramadan sebagai nuansa yang religius. Kan Ramadan bulan penuh rahmat, bulan penuh berkah, bulan penuh ampunan, dilipatgandakan seluruh perbuatan amalan kita," dia menjelaskan.
Baca: Penangkapan Terduga Teroris di Bungo - Mashuri: Warga Diminta Tetap Tenang
Baca: 5 Kebiasaan Ini Bisa Bikin Wajah Anda Cepat Boros, Nomor 4 Jangan Tempel Pipi ke Bantal
Baca: Rupiah Menguat, Harga Emas Turun
Padahal, kata dia, ketika para siswa selesai ujian, tidak masalah mereka hendak melakukan apa saja. Dimisalkannya, seperti bermain, atau melakukan aktivitas lain. Namun, sekolah dengan persetujuan Kepala Sekolah juga menginginkan para siswa menjelang terima rapor, memperoleh nilai-nilai religius, apalagi dalam nuansa Ramadan.
"Yang kedua, tujuannya adalah pendidikan karakter. Menanamkan pendidikan karakter sejak dini di anak-anak SMP, terutama berkenaan dengan iman mereka, aqidah mereka," lanjutnya.
Para pengajar turut mengajak para siswa berpegang teguh dengan agama Islam. Para pengajar pun turut mengajak memperdalam keimanan, seperti yang terlafal dalam dua kalimat syahadat.
"Lalu, tujuan berikutnya adalah, memperbaiki tata cara ibadah mereka, mulai dari yang sekecil-kecilnya," dia melanjutkan.
Dijelaskannya, hal tersebut berkaitan dengan ibadah dan fikih. Dia turut menjelaskan beberapa contoh ibadah yang kadang masih lalai atau salah dalam pengerjaannya.
Baca: Jalan Citra Raya City - Ness Sudah Dapat Dilalui, Tidak Berlaku untuk Truk
Baca: Berawal dari Iseng Melamar, Karir Endang Nuryadin Malah ke Perbankan
Baca: Motor Sudah di Tangan, Kunci Masih pada Pemilik jadi Penyebab DP Bunuh Pedagang Nasi Uduk
Baca: Tak Dihadiri Kuasa Hukum, Sidang Perdana PKPU Pengembang Meikarta Digelar
"Kemudian, akhlak. Saya pematerinya. Ini fokus untuk budi pekerti. Mengingat, ini yang sudah mengkhawatirkan," sambungnya.
Menurutnya, akhlak sudah mengkhawatirkan lantaran anak-anak sudah terlalu asyik dengan gadget. Dia sangat menyayangkan perkembangan teknologi justru memundurkan akhlak generasi muda.
Dicontohkannya, panggilan orang tua sering diabaikan. Di sanalah yang menjadi sasaran utamanya.
"Fokus untuk akhlak kepada orang tua, guru, dan orang yang lebih tua dari mereka. Tapi tidak terkecuali juga untuk yang sebaya. Sebab apa? Orang tua murka, Allah murka. Tapi kalau orang tuamu rida, Allah juga rida," jelas pengajar yang tergabung dalam PPMT itu.
"Kemudian baca tulis Alquran. Di sini, kita kembali mengulas tata cara membaca Alquran yang baik dan benar itu bagaimana," tambahnya.
Dengan materi baca tulis Alquran tersebut, dia berharap agar para siswa mampu membaca dan menulis Alquran dengan baik dan benar. Seminimalnya, mampu menjadi imam ketika salat.
"Terakhir, sejarah kebudayaan Islam. Di sini kita belajar khazanah-khazanah ilmu Islam sejak zaman dahulu, sejak masa Rasulullah," katanya.
Dari kisah-kisah sejarah tersebut, kata dia, diharapkan para siswa mampu memilih yang terbaik untuk dijadikan pedoman.
Satu di antara siswa yang mengikuti pesantren kilat, Aisyah mengatakan, kegiatan yang diikutinya asyik. Dia juga berharap semoga kegiatan semacam itu dapat terus diadakan di sekolah.
"Enak, walau capek. Semoga diadakan teruslah," ungkapnya.