Tak Mau Hormat Bendera dan Sempat Ingin Ikuti Jejak Sang Ayah, Kini Anak Amrozi Lakukan Ini
Amrozi adalah satu di antara beberapa dalang di balik peristiwa mengerikan itu. Pada 7 Juli 2003, Amrozi pun
Zulia Mahendra mulai merasa dendamnya selama ini tidak ada gunanya.
"Sangat-sangat benci (sama negara). Bahkan saya dendam, dalam artian, saya harus meneruskan (perjuangan ayah) ini. Saya nggak bisa tinggal diam,” ujar Hendra saat mengenang masa lalunya, Minggu (20/8/2017) silam.
Kesadaran Hendra, sapaan Zulia Mahendra, mulai tumbuh ketika ia banyak berdiskusi dengan paman-pamannya yang juga mantan instruktur perakit bom jamaah islamiyah, Ali Fauzi dan Ali Imron.
Baca: Kabar Gembira Untuk Pemudik! Sekarang Bisa Terus Lewat Tol Sampai Semarang
Baca: 6 Hari Dirawat di Rumah Sakit, Tampilan Kalina Octaranny Jadi Sorotan Warganet, Sampai Ada yang Iri
"Jadi memang dari proses-proses yang sudah berjalan, apalagi usaha dan perbaikan mental dari paman, dari ustaz Ali Fauzi, dari ustaz Ali Imron, memang sangat-sangat membantu dalam memulihkan,” kata Hendra.
Menurut Hendra, ia kini tengah mencoba menghapus sisa-sisa dendam yang masih menempel di hatinya.
“Dari proses-proses yang sudah berjalan – 10 tahun itu – memang sudah berpikir, sih. Sudah berpikir saya harus buang dendam yang memang lama. Memang masih ada-lah, dendam-dendam sedikit lah. Tapi coba saya hapus," ujarnya.
Hendra menjelaskan, segala hal tidak akan pernah selesai bila dibarengi dengan dendam.
Sebab, kata Hendra, anak muncul para pendendam baru saat ia membalas dengan pengrusakan dan pembunuhan.
Diakui Hendra, Ia masih sangat menghormati langkah sang ayah. Tapi, ia juga tak merasa bersalah mengambil jalan hidup yang bertolak dengan hal-hal yang diperjuangkan ayahnya ketika itu.
Baca: Soal Mantan Napi Tipikor Maju Jadi Caleg, Begini Pendapat Pengamat Politik Jambi
“Insya Allah. Saya mendukung langkah bapak dulu. Dan insya Allah, bapak juga mendukung langkah saya (sekarang),” katanya.
Bukti telah berubahnya Hendra dari seorang pendendam menjadi hormat pada negara dibuktikan dengan kesediaannya menjadi pengibar bendera merah-putih dalam upacara HUT ke-72 RI di sekitar kantor Yayasan Lingkar Perdamaian (YLP), di Lamongan, 17 Agustus 2017 lalu.

Baca: Pulau Sumba Terpilih Jadi Pulau Terindah, Sayangnya Akses Jaringan Telekomunikasi Masih Sulit

Saat itu, Hendra tidak sendiri. Ia bersama anak mantan teroris lainnya, Syaiful Arif dan Khoerul Mustain, menjadi petugas pengibar bendera pada momen yang juga menjadi perhatian sejumlah media asing itu.
Baik Mahendra, Syaiful, dan Khoerul, ketiganya terlihat sempurna saat menjalankan tugasnya sebagai petugas pengibar bendera. (Tribun Jabar)