Kenali Virus Nipah yang Tewaskan 13 Warga India,Ini Gejala dan Cara Menghindari

Lebih dari 50 persen pasien mengalami disfungsi batang otak dan tingkat kesadarannya berkurang.

Editor: Duanto AS
Virus Nipah menewaskan 13 warga India. (Sky News) 

TRIBUNJAMBI.COM - Kabar menyedihkan tersiar dari India!

Kota Kozhikode di Kerala, India, sedang berada di bawah ancaman wabah virus Nipah (NiV).

Diketahui, ada 13 warga yang meninggal akibat virus tersebut.

Virus Nipah yang menyebar dengan cepat ini, memang memiliki tingkat kematian yang cukup tinggi, yakni sebesar 70 persen.

Berikut hal-hal yang perlu Anda ketahui tentang virus Nipah:

Apa itu virus Nipah?

Infeksi virus Nipah (NiV) merupakan zoonosis yang menyebabkan beberapa penyakit pada manusia dan hewan. Biasanya, ia ditularkan dari binatang ke manusia.

Menurut WHO, ‘tuan rumah’ dari virus ini adalah kelelawar yang memakan buah-buahan – berasal dari keluarga Pteropodidae.

Bagaimana ia menyebar?

Penyebaran Nipah terjadi melalui kontak langsung dengan kelelawar, babi, atau manusia yang telah terinfeksi virus tersebut.

Apa gejala virus Nipah?

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mengatakan, infeksi virus Nipah berkaitan dengan peradangan otak.

Baca: Astaga, Tim Satgas Pangan Polda Jambi dan BPOM Temukan Kurma Ini di Sebuah Swalayan

Baca: Disdik Kota Jambi Umumkan Kelulusan SMP Via Grup WhatsApp, Perhatikan Jam Pengumuman!

Baca: BPOM Sudah Ketahui Penjual Cendol Pakai Rhodamin B, Pengakuan Pedagang Itu Mengejutkan

Orang yang terinfeksi akan menunjukkan gejala demam dan sakit kepala antara tiga-14 hari setelah mendapat paparan virus.

Dan masa inkubasinya berlangsung selama hingga 14 hari.

Secara keseluruhan, gejala klinisnya meliputi demam, sakit kepala, pusing, dan muntah-muntah.

Diikuti dengan mudah mengantuk, disorientasi, dan kebingungan.

Lebih dari 50 persen pasien mengalami disfungsi batang otak dan tingkat kesadarannya berkurang.

Beberapa pasien juga mengalami penyakit pernafasan, saraf, dan gangguan paru-paru.

Kapan pertama kali virus Nipah ditemukan?

Virus Nipah pertama kali terindentifikasi di Kampung Sungai Nipah, Malaysia, pada 1998.

Babi merupakan inang perantara selama wabah tersebut. Sekitar 1,1 juta babi dibunuh untuk mengontrol penyebaran wabah.

Inilah virus paling berbahaya di dunia

Sejak kapan wabah virus Nipah terjadi di India?

Di India, virus Nipah menyerang manusia tanpa adanya keterlibatan babi.
Wabah pertama terjadi di Siliguri, West Bengal, pada 2001.

Sementara insiden kedua terjadi di distrik Nadia, West Bengal, pada 2007.

Para ilmuwan menemukan fakta bahwa warga India mendapat penyakit tersebut akibat meminum getah kurma yang didapat langsung dari pepohonan.

Baca: Keponakan Julia Perez Lakukan Ini pada Video Jupe, Netter Jadi Ikut Nangis kia kangen sama uwie

Baca: Tanjabbar Dpat WDP, Devriadi: Alhamdulillah, Kita Keluar dari Opini Disclaimer

Baca: CPNS 2018, Ini Beda Persyaratan untuk Tamatan SMA dan Sarjana

Camilan manis itu ternyata juga disukai dan sering dimakan kelelawar buah.

Berdasarkan keterangan WHO, virus Nipah sudah merenggut 300 nyawa di Malaysia, Singapura, Bangladesh, dan India, antara tahun 1998 hingga 2008.

Bagaimana cara mengatasinya?

WHO mengatakan, saat ini belum ada vaksin yang bisa menangani penyebaran virus Nipah pada hewan dan manusia.

Yang bisa dilakukan hanyalah memberi perawatan yang bersifat ‘suportif’ – seperti menjaga pasien agar tetap terhidrasi dan mengurangi gejala muntah.

Kita dapat mencegah virus Nipah dengan menghindari paparan terhadap babi dan kelelawar yang sakit di wilayah endemik.

CDC menyarankan untuk tidak meminum getah kurma mentah karena bisa saja terkontaminasi oleh kotoran kelelawar yang terinfeksi.

Baca: Pengumuman Kelulusan SMP, Jalanan Kota Jambi Sepi Konvoi Siswa, Ternyata Ini Yang Terjadi

Baca: Seleksi Calon Anggota KPU Kabupaten Kota Diduga Terjadi Suap, Kopi Putih Lapor Bawaslu

Baca: Ngintip Gigi Mawar Eva, Lihat Wajahnya Nanti Bakal Nongol di Film Bumi Manusia

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved