Ali Imron, Perencana Bom Bali Beberkan Perbedaan JI dan JAD: Kemampuan Kami Lebih Besar dari ISIS

Ali Imron mengaku, bahwa dirinya bukanlah bagian dari ISIS yang dalam dua tahun belakangan melancarkan aksi serangan teror.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Ali Imron, Napi Terpidana kasus Bom Bali 

Yang di dalamnya diajarkan bahwa tak mungkin mengkafirkan semua umat islam.

Hal tersebut tentunya berbeda dengan JAD yang berafiliasi dengan ISIS.

Baca: Seluruh Wilayah di Indonesia Disebut Sudah Terkontaminasi ISIS, Polisi: Kecuali Dua Daerah ini

Ali imron memaparkan bahwa akidah yang dipakai JAD adalah akidah Takfiri atau menghalalkan darah manusia.

Karena akidah yang dimiliki ISIS tersebut lah, hingga kini pada jamaah JAD santer mengincar pihak kepolisian.

Selain karena akidah, rupanya alasan JAD mengincar polisi adalah untuk tujuan politik.

Artinya mereka (JAD) memanfaatkan kesempatan untuk menyakiti polisi ketika banyak masyarakat yang justru disakiti oleh polisi,

Kesempatan mengenai stigma tersebut akhirnya dipakai oleh ISIS dengan tujuan ketika mereka (ISIS) ini menyerang polisi, masyarakat akan cuek.

Baca: yang nikah duluan nanti aku, Dul Ingin Nikah Muda, Astaga, Ini Jawaban Ahmad Dhani

Hal lain yang menyebabkan JAD ini menyerang polisi dimungkinkan karena adanya rasa dendam.

Karena banyak rekan-rekannya yang ditangkap oleh pihak kepolisian.

Meski begitu, tak menutup kemungkian ada pihak lain yang akan diserang oleh JAD.

"Nggak cuma polisi, menurut mereka juga sebenarnya bisa saja menargetkan TNI, Anggota DPR, Presiden," ujar Ali imron.

Padahal menurut Ali imron, jaringan Islamiyah itu lebih besar daripada JAD.

Baca: Mau Tahu Apa yang Terjadi Pada Tubuh Kita Saat Menjalankan Puasa?

Namun karena akidah JI tak sama seperti ISIS, maka mereka tak mungkin ikut melakukan penyerangan kepada pihak kepolisian.

"Kemampuan kami padahal lebih besar daripada ISIS, tapi karena akidah kami tidak sama seperti ISIS jadi ya kami nggak bisa melakukan seperti mereka," ucap Ali imron.

Menurutnya lagi, selama ini, kelompok JAD selalu mencari pembenaran, bukan kebenaran.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved