Rekor Baru Tercipta, Penulisan Puisi Terbanyak di Dunia Libatkan 18.330 Pelajar Padang Panjang
"...penulisan puisi terbanyak di dunia, melibatkan 18.330 pelajar se-Kota Padang Panjang,” paparnya.
Penulis: Mareza Sutan AJ | Editor: Duanto AS
Epitaf Kota Hujan
Selain pemecahan rekor MURI dan pencanangan Kota Padang Panjang sebagai Kota Literasi, ada hal lain. TPAT juga sebagai ajang peluncuran antologi bertajuk 'Epitaf Kota Hujan'. Buku ini ditulis oleh ratusan penyair dari enam negara. Di antaranya Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Thailand, dan Timor Leste.
Buku ini dikuratori Sulaiman Juned, Iyut Fitra, dan Ahmadun Yosi Herfanda.
Pertunjukan Kesenian
Ada hal menarik lain di tempat itu. Orang-orang unjuk kebolehan menampilkan bakatnya. Mulai dari berpuisi, nyanyi, teater, bahkan mendongeng.
Malam harinya, semua peserta menuju desa wisata Kubu Gadang.

Di sana penutupan dilangsungkan. Kami bergabung dengan penduduk setempat, menyaksikan semua pertunjukan.
Satu yang menggelitik saya di awal adalah duta wisata cilik. Bocah-bocah imut itu berlagak layaknya orang-orang dewasa. Selain itu, mereka juga menampilkan berbagai tarian, seperti tari Indang, tari Saayun, dan tarian lain.
Tidak hanya itu, persembahan lain yang hanya ditampilkan malam itu adalah silek lanyah (silat lumpur). Para pesilat memeragakan jurus-jurus di sawah berlumpur.
Baca: Ternyata Ini Kendala BPN Merangin Untuk Penerbitan Sertifikat Gratis, Saat Pengukuran Ada Masalah
Para penonton antusias. Dan, ternyata, tidak hanya orang-orang di luar Padang Panjang yang antusias, mereka yang berasal dari sana pun berebutan ingin mengabadikan momen tersebut. Sinar lampu ponsel di mana-mana, mengarah pada aktor-aktor di pertunjukan itu.
Dinginnya malam tidak terasa. Alunan musik saluang dan gendang terdengar masih begitu menarik didengar. Namun, waktu pula yang memisahkan. Malam penutupan itu bukan akhir dari perjuangan. Masih akan ada perjuangan lain di depan mata.
Ratusan orang dari berbagai penjuru akan kembali ke asalnya, meninggalkan Padang Panjang. Namun, sejarah itu telah tercipta. Mereka tak akan berhenti sampai di sana. Akan ada rekor lain yang dicatatkan.
Peristiwa mungkin selesai, perjuangan belum tentu. (mareza sutan aj)
Baca: Zumi Zola Menangis di Jendela, Mengaku Bersalah di Depan Hakim Ini Yang Diucapkan
Baca: Menyedihkan, Curhat Sahabat Briptu Luar Biasa Anumerta Wahyu, Dari Karier -Asmara