Tradisi Suku Terpencil di Papua, Bukan Dikubur atau Dikremasi, Malah Asapi Mayat Sampai Kering
Meski terbilang aneh dan menyeramkan, metode pengasapan manusia masih ada sampai sekarang.
Gubuk ini tak cuma berfungsi sebagai penyimpanan, namun juga tempat untuk melakukan tradisi pengasapan.
Setiap tahunnya, anggota suku yang mendapatkan tugas menjaga mumi, akan diminta untuk mengasapi.
Tujuannya untuk membuat mumi tetap kering dan awet.
Mumi ini biasanya dijaga kerabat dan keturunannya.
Jadi bila penjaganya telah tiada, maka anak si penjaga harus menggantikannya.
Tradisi merawat mumi terus diturunkan.

Mereka percaya, jika mumi ini akan membawa berkat bagi suku.
Beruntung kini tradisi mumi sudah tak dijalankan lagi.
Ini terjadi berkat masuknya agama di Papua.
Kini hanya tersisa 6 atau 7 mumi saja, sebagian sudah berusia lebih dari 250 tahun.

Biasanya dikeluarkan saat hendak melakukan perawatan atau ketika ada wisatawan yang datang berkunjung.
Ingin melihatnya secara langsung?
Siapkan tiket pesawat menuju desa Wogi, Wamena, Papua.
Artikel ini telah tayang di Tribuntravel.com dengan judul Bukan Dikubur atau Dikremasi, Mayat Anggota Suku Terpencil di Papua Ini Diasapi sampai Kering,