Sambung Hidup dan Biayai Pacar, Indi Jual Diri, Tarifnya Hingga Tempat Mangkalnya Disini
Mengenakan celana ketat coklat dan kaus tangan panjang bergaris, ia mengarungi kehidupan malam itu. Bibirnya merona, alis tampak
Ivon dan anaknya Dei (8), warga Wonasa Kapleng tampak asyik santai di Taman Kesatuan Bangsa, Kota Manado untuk berakhir pekan itu.
Ivon dan anak perempuannya itu duduk di tengah taman. Menghadap atraksi air mancur berwarna-warni. Semburan air ini seiring dengan instrumen lagu yang terdengar di seantero taman. "Saya sedang menunggu suami saya lagi di tempat jahit," ucapnya saat ditemui tribunmanado.co.id.
Ivon mengaku baru kali itu ia duduk menikmati suasana TKB. Padahal ia sendiri warga Manado. Meski begitu, Ivon enggan duduk di situ sampai malam. Ada ketidaknyamanan.
Suasana TKB yang berubah membuat Ivon mau duduk bermenit-menit di situ. Banyak lampu, ada tempat duduk, ada hiburan. Sudah jauh lebih tertata.
"Sebelumnya gelap, juga kan terkenal dengan tempat mangkal PSK. Ini saja kalau sudah di atas pukul 10 malam (22.00), sudah mereka semua di situ," ucapnya.
Ivon dan Dei hanya dua di antara puluhan warga yang menikmati suasana TKB saat malam. Jauh berbeda dari kondisi sebelum dipugar. Tampak sejumlah keluarga, beserta anak-anak mereka nongkrong di TKB ini.
Ada yang asik berfoto-foto ria berlatar belakang antraksi air mancur. Ada punya yang nekat berada di tengah-tengah air mancur, demi mendapat foto bagus. Bahkan ada rest area yang di situ ada toilet dan nursery room.
Kondisi ini jauh berbeda dengan kondisi TKB sebelumnya. Gelap dan memberi stigma tak baik di masyarakat yakni tempat berkumpulnya PSK dan tempat transaksi. Banyak orang enggan ke sini.
Pemugaran TKB oleh pemerintah perlahan mulai menghilangkan stigma TKB itu tempak esek-esek. Warga sudah mau menghabiskan waktu di TKB dengan suasana baru yang penuh hiburan.
Namun para PSK belum benar-benar bisa langsung hilang di kawasan ini. Belum tengah malam, sudah tampak beberapa PSK yang nongkrong di situ. Seperti pertemuan Tribun dengan Indy (bukan nama sebenarnya), salah seorang anak gelandangan yang jadi PSK.
Stigma TKB (dulunya pagar besi) tempat PSK belum hilang sama sekali. Wanita yang berjalan sendiri dan duduk di kawasan ini akan dikira PSK juga. Ada pandangan dari pria yang bisa jadi memang mencari mangsa di situ.
Kasatpol PP Manado, Xaverius Runtuwene mengatakan lokasi tempat mangkal pekerja seks komersial di Kota Manado ada di jalan Boulevard, depan blue banter, Tugu Lilin serta TKB.
"Jalan Sarapung, tempat mangkal waria masih ada. Tapi mereka rupanya pindah di Kubur Borgo, di situ kan gelap," ujarnya.
Satuan Polisi Pamong Praja Kota Manado sebenarnya telah berulang kali merazia tempat prostitusi di Manado. Namun rupanya para pelaku tak jera.
"Kami razia, kami tangkap, kami lakukan pembinaan. Itu rutin kami lakukan. Tapi setelah kami lepas, mereka kembali lagi," ujar Kasatpol PP Manado, Xaverius Runtuwene.
Xaverius mengaku petugas sering kucing-kucingan dengan pelaku prostitusi ini. Mereka seakan sudah tahu kalau ada petugas, di lokasi razia senyap. (fin/nie)
Artikel ini telah tayang di tribunmanado.co.id dengan judul Pengakuan ‘Gadis TKB Jual Diri': Sambung Hidup hingga Biayai Pacar,