Kompol Fahrizal Tembak Adik Ipar Hingga Tewas, Begini Kronologis Lengkap Versi Polisi

Penempakan yang diduga dilakukan oknum polisi tersebut membuat Jumingan hingga tewas di lokasi kejadian.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Kompol Fahrizal, mantan Kasatreskrim Polrestabes Medan. 

TRIBUNJAMBI.COM - Tragedi penembakan pria yang dilakukan oleh kakak iparnya sendiri yang merupakan seorang anggota polisi menghebohkan warganet Indonesia.

Entah apa yang ada dalam benak perwira menengah Kompol Fahrizal hingga tega menembak mati adik iparnya sendiri Jumingan.

Kompol Fahrizal yang merupakan mantan Kasat Reskrim Polrestabes Medan yang disebut-sebut melakukan penembak terhadap Jumingan, warga Jalan Tirtosari, Gang Keluarga, Medan Tembung, Rabu (4/4/2018) malam.

Penempakan yang diduga dilakukan oknum polisi tersebut membuat Jumingan hingga tewas di lokasi kejadian.

Dia bersimbah darah, tidak bisa menahan timah panas yang diletuskan dari senjata api Kompol Fahrizal.

Sementara itu Fahrizal sendiri dikabarkan telah menyerahkan diri di Polda Sumut malam itu juga

"Dia sudah di Polda Sumut, menyerahkan diri, sebagian keluarga juga di Polda,” ujar sumber di kepolisian kepada Tribun-Medan.com, Kamis (5/4/2018) dinihari.

Namun kronologi sebenarnya peristiwa ini masih sumir.

Baca: Alamak, Pramugari ini Buka Layanan Pemuas Bagi Penumpang di Toilet Pesawat, Karirnya Pun. . .

Baca: Bebas dari Penjara, Robby Abbas Blak-blakan Artis yang Masih Nyambi Seperti SB dan AA

Informasi yang dihimpun, dari akun facebook Kompol Fahrizal menuliskan status pulang ke Medan bersama istrinya.

Kemudian, ia sempat memposting foto berada di bandara.

Selama beberapa bulan ini, ia bertugas di Lombok, Nusa Tenggara Barat, menjabat Waka Polres Lombok Tengah, NTB.

Kompol Fahrizal diangkat menjadi Waka Polres Lombok Tengah pada Desember 2017.

Ia mengganti Kompol H Lalu Salehuddin yang dimutasi sebagai Parik II Itwasda Polda NTB.

Kronologi Versi Polisi

Awalnya, Heny Wulandari, adiknya mempersilakan duduk di rumah.

Mereka sempat bercengkrama bersama ibunya di ruang tamu.

Sedangkan, Heny membuat air di dapur.

"Saksi (Heny) sempat melihat Fahrizal memijat ibunya, tapi secara tiba-tiba menodongkan senjata ke arah ibunya. Tapi, korban (Jumingan) langsung melarang dengan berkata “jangan Bang” namun Fahrizal menodongkan senjata api ke korban. Ada dua kali suara letusan,” katanya.

Melihat suaminya bersimbah darah, Heny langsung lari ke dalam kamar dan mengunci kamar lantaran ketakutan.

Baca: Beredar Info Ratusan Pejabat Pemkot akan Dirotasi, Ini Tanggapan Sekda dan Pjs Wako Jambi

Baca: Harus Punya Android, Panwas Lantik 20 PPL Pileg dan Pilpres Kecamatan Setinjau Laut

Bahkan, Fahrizal sempat menggedor pintu kamar.

Tapi, ibunya mendatangi sembari menyatakan tidak boleh keluar dari kamar.

Pihak kepolisian sudah meminta keterangan tiga saksi di antaranya Heny Wulandari, dan Agung dan Elly.

Ketiganya merupakan warga Jalan Tirtosari alias masih berhubungan kerabat dengan Kompol Fahrizal. Kini, pihak kepolisian sedang melakukan penyelidikan.

Kronologi Versi Warga

Warga Jalan Tirtosari, Gang Keluarga, Kelurahan Bantan, Medan Tembung terkejut dengan penembakan ini.

Warga mengira suara tembakan adalah suara petasan.

Tidak lama kemudian diketahui suara letusan itu berasal dari rumah seorang warga disebut-sebut bernama Sutini.

Apalagi, suara jeritan warga bergema di dari dalam rumah, parmanen.

"Aku pikir mercon, jadi enggak peduli tadi. Cemana-lah tadi habis salat tak enak badan golek-golek di rumah," kata Juraidah (75) warga sekitar saat ditemui Tribun-Medan.com.

Kediaman Juraidah tepat di sebelah tempat kejadian perkara (TKP).

Baca: Sum, Ayah Tiri Bejat dan Amoral, Lakukan Kekerasan Seksual ke Anaknya yang Tunawicara

Tapi, ia tidak mengetahui peristiwa penembakan itu.

Bahkan, dia keluar rumah saat mendengar ada keramaian di lokasi.

Tidak hanya itu, dia juga mengaku lupa berapa kali suara letusan.

Namun, suara itu terdengar begitu keras.

Selain itu, ia tak ingin membeberkan identitas korban penembakan.

"Saya tidak begitu tahu nama korbannya. Soalnya jarang ketemu. Tapi mereka sekeluarga orang baik kok. Kalau istrinya kerjanya guru," ujarnya.

Tidak lama kemudian, petugas kepolisian membawa seorang perempuan dari sebuah warung.

Besar dugaan perempuan itu bernama Sutini alias Heni, istri dari pria berinisial Zumingan alias Zun, korban penembakan.

Heni memasuki rumah dibopong oleh dua oknum polisi berpakaian preman.

Baca: Kabar Gembira Bagi Guru Honorer, Sekarang NUPTK Berdasarkan SK Kadis, Ini Perbedaannya

Sedangkan, balita yang digendongnya menjerit histeris.

Setiba di depan rumah Heni nyaris pingsan.

"Ini rumah orangtuanya Pak F, mantan Kasat Reskrim Polrestabes Medan. Sekarang tugas di Lombok. Adiknya yang paling kecil tinggal di sini bersama orangtuanya mereka," kata seorang warga berkacamata saat ditemui di depan rumah.

Kini jenazah korban sudah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumut.

Terlihat beberapa petugas langsung mengavakuasi jasad dengan menggunakan kain dan tandu.

Sementara itu, personil kepolisian telah memasang garis polisi di depan rumah. (Jefri Susetio/Tribun Medan)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved