Mahfud MD Nyatakan Siap Berdialog jadi Cawapres Jokowi di Pilpres 2019
Mahfud MD mengungkapkan bahwa siap berdialog jika ada proses politik yang meminta dirinya maju menjadi cawapres Presiden Jokowi.
"Komunikasi informal ada, formalnya mereka nanti harus kongres atau apa, kan, gitu. Kalau informal itu artinya sambil bicara atau saling lempar bola, tetapi saya selalu katakan saya pada posisi pasif, tak aktif juga," kata mantan Ketua Tim Pemenangan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa saat Pilpres 2014 itu.
Padahal, Senin (5/3/2018) Mahfud, mencuit, dirinya tidak ingin menjadi Cawapres Jokowi.
Saat itu Mahfud mendapat banyak pertanyaan, baik dari media massa mainstream dan media online maupun dari sosial media yang masuk ke akun miliknya.
"Iya saya dapat banyak pertanyaan nih. Yang ditanyakan adalah bagaimana tanggapan saya terkait munculnya nama saya di dalam bursa calon wakil presiden (cawapres) untuk mendampingi Jokowi pada Pilpres 2019?" kata Mahfud kepada Tribunnews.com, Selasa (6/3/2018).
Nama Mahfud muncul di berbagai survei sebagai salah satu cawapres.
Baca: RSPN Ingin Mendeklarasikan Gatot Nurmantyo Sebagai Capres Usai Jenderal TNI Tersebut Pensiun
Baca: Video, Pria Ini Uji Samsung Galaxy S9 Digores, Dibengkokkan dan Dibakar Ini yang Terjadi
Baca: Apa Penyakit Ruben Onsu Hingga Semakin Kurus? Ini Kata Mbah Mijan
Bahkan sebuah majalah mingguan nasional edisi 4 – 11 Maret 2018 pekan ini menyebut Ketua Asosiasi Pengajar Hukum Tata Negara se-Indonesia itu sebagai salah satu yang masuk dalam pertimbangan Jokowi, antara lain, bersama Jusuf Kalla dan Moeldoko.
Ketika dimintai tanggapannya tentang hal itu, Mahfud MD mengatakan dirinya bukan tidak mau tetapi menyatakan tidak ingin menjadi cawapres.
“Banyak yang ingin menjadi cawapres, membuat baliho, membuat Tim Kampanye, dan memasang namanya di survei-survei. Saya tidak akan melakukan itu, saya tidak akan aktif, akan mengalir saja," kata Mahfud.
Ketika ditanya, mengapa tidak mau menjadi cawapres, sekali lagi Mahfud mengatakan dirinya bukan tidak mau, melainkan tidak ingin.
Dikatakannya, antara tidak ingin dan tidak mau itu berbeda.
"Tidak ingin artinya tidak berminat melakukan langkah-langkah aktif untuk dicalonkan melainkan akan datar-datar saja. Tetapi kalau tidak mau artinya menolak. Padahal dia tidak mengatakan tidak mau atau menolak. Mahfud menyatakan dirinya bukan tidak mau tetapi siap berdialog secara terbuka, alamiah, dan sesuai aspirasi rakyat untuk kebaikan bagi Indonesia," jelasnya.
Mahfud mengatakan jika dirinya menyebut ingin menjadi cawapres nanti bisa dinilai tidak tahu diri alias ge-er.
"Tetapi jika mengatakan tidak mau nanti dibilang sombong," ujarnya.
Mahfud menutup keterangannya dengan mengatakan, "Siapapun pasangan calon yang akan muncul nanti yang penting Pilpres lancar dan Indonesia menjadi lebih baik."
Koordinator Divisi Korupsi Politik Indonesia Corruption Watch (ICW) Donal Fariz menilai Mahfud MD cocok menjadi cawapres bagi Jokowi.
"Saya berpikir dan berani untuk mencoba untuk menawarkan nama yang ideal, Profesor Mahfud," kata Donal Fariz, Selasa (6/3/2018).
Donal menilai, Mahfud memenuhi tiga syarat capres dan cawapres yang ideal menurut ICW.
Kriteria tersebut adalah harus sosok bersih dan negarawan, memiliki visi penegakan hukum dan demokrasi yang kuat dan konsisten, serta berani melawan mafia hukum dan mafia bisnis.
Baca: Apa Penyakit Ruben Onsu Hingga Semakin Kurus? Ini Kata Mbah Mijan
Baca: Bikin Mewek! 5 Hari Setelah Menikah, Pria Ini Kehilangan Istrinya, Penyebabnya
Baca: Tak Banyak yang Tahu, Najwa Shihab Pernah Kehilangan Anak Kedua, Momen yang Mengubah Hidupnya
"Profesor Mahfud menurut saya salah satu di antara sedikit orang yang bisa memenuhi tiga kriteria itu," ujar Donal.
Mahfud MD: Saya Siap Berdialog soal Jadi Cawapres Jokowi