Menyedihkan, Daging yang Dipungut dari Tempat Sampah Diolah Lagi, Sekantong Setara Rp 5.300
Pemulung yang sebelumnya hanya tertarik pada logam dan plastik, sekarang fokus pada makanan sisa dan kedaluwarsa.
Dulu, pagpag adalah pilihan terakhir bagi warga yang hanya akan mereka makan pada hari-hari terburuk ketika tidak mendapatkan cukup uang untuk membeli sedikit beras.
Namun inflasi membuat warga kesulitan membeli makanan, dan pagpag telah menjadi makanan sehari-hari bagi banyak keluarga.
Meskipun daging daur ulang ini secara harfiah telah dimakan sebagian oleh orang lain sebelum dibuang, beberapa warga menganggap ini aman untuk dikonsumsi karena dicuci sebelum dimasak.
Bahkan ada yang menyebutnya lezat dan bergizi, namun otoritas kesehatan di Filipina menganggapnya sebagai risiko kesehatan utama.
Kadang-kadang makanan yang dibuang disemprotkan dengan desinfektan sebelum dibuang, dan dapat terjangkit patogen berbahaya seperti salmonella.
Apalagi mereka mendapatkannya dari tempat pembuangan akhir.
Sumber: intisari online
Baca: Jatuh ke Sumur, Daniel Penderita Tuna Rungu dan Tuna Wicara Warga Koto Petai Ditemukan Tewas
Baca: Bangko Diperkirakan Hujan Sepanjang Hari, Waspada Saat Malam dan Dini Hari Nanti