BKSDA Jambi Lepas Liarkan Buaya Sinyulong, Ternyata Statusnya Sangat Langka
Balai Konservasi Sumber Daya Manusia (BKSDA) dan Taman Nasional (TN) Berbak dan Sembilang melakukan pelepasliaran buaya sinyulong, Kamis (22/2)
Penulis: Mareza Sutan AJ | Editor: bandot
"Ini kan, area konservasi. Jadi kemungkinan ada konflik dengan warga itu kecil," terangnya.
Sahron juga menerangkan, ada faktor-faktor lain yang akhirnya membuat mereka memilih Sungai Merang sebagai lokasi pelepasliaran. Mulai dari pertimbangan akses ke lokasi sampai waktu.
Meski demikian, Sahron menjelaskan, hewan tersebut bukanlah hewan konflik
"Jadi, ini temuan warga di daerah Mersam, sekitar seminggu yang lalu. Tersangkut di jaring. Tapi, kalau dilepaskan di sana lagi akan membuat takut masyarakat, jadi kita cari lokasi paling cocok," Sahron menjelaskan.
Sembari mencari lokasi yang cocok, buaya ini dititipkan di Taman Rimba, Kota Jambi.
Kepala seksi wilayah III TN Berbak dan Sembilang, Nurazman mengatakan, penting untuk melepasliarkan hewan langka tersebut ke habitatnya.
Dengan adanya pelepasliaran tersebut, dia berharap satwa liar yang dilepaskan dapat kembali merasakan habitatnya.
"Karena kalau di sana itu kan, memang kawasan konservasi buaya sinyulong. Harapannya, buaya tersebut dapat mudah beradaptasi dengan lingkungannya," katanya.
Dia juga menjelaskan, setiap perusahaan mesti menyediakan 10 persen dari luas perusahaan untuk wilayah konservasi.
Pihak PT RHM menyambut baik pelepasliaran tersebut. Bahkan, beberapa pekerja perusahaan yang berada di lokasi turut membantu kegiatan tersebut.
Bambang Abimanyu, satu di antara perwakilan PT RHM menyampaikan, ada banyak populasi buaya sinyulong di sana. Menurutnya, kawasan tersebut merupakan wilayah konservasi untuk melepasliarkan buaya sinyulong.