BKSDA Jambi Lepas Liarkan Buaya Sinyulong, Ternyata Statusnya Sangat Langka

Balai Konservasi Sumber Daya Manusia (BKSDA) dan Taman Nasional (TN) Berbak dan Sembilang melakukan pelepasliaran buaya sinyulong, Kamis (22/2)

Penulis: Mareza Sutan AJ | Editor: bandot
TRIBUN JAMBI/HERI PRIHARTONO
Ilustrasi Buaya sinyulong 

Laporan wartawan Tribun Jambi, Mareza Sutan A J

TRIBUNJAMBI.COM - Balai Konservasi Sumber Daya Manusia (BKSDA) dan Taman Nasional (TN) Berbak dan Sembilang melakukan pelepasliaran buaya sinyulong, Kamis (22/2).

Pelepasliaran tersebut dilakukan di kawasan konservasi PT Rimba Hutani Mas (RHM), Sungai Merang, Bayung Lencir, Sumatera Selatan.

Menurut Kepala Seksi Wilayah III Jambi, Faried pelepasan buaya tersebut bertujuan untuk mengembalikan buaya ke habitatnya.

"Tujuannya, untuk mengembalikan buaya tersebut ke habitatnya, karena status buaya ini sudah Appendix I," katanya.

Sebagai informasi, appendix I merupakan status kelangkaan yang dikategorikan sangat langka.

Untuk itu, menurutnya, perlu adanya pelepasliaran ini.

Dalam pelepasliaran tersebut, terdapat empat orang dari BKSDA dan tiga orang dari Taman Nasional Berbak dan Sembilang.

Selain itu, kegiatan ini juga dibantu oleh beberapa orang dari PT RHM. Kegiatan ini juga didukung oleh ZSL.

Mengenai perizinan, Kepala Seksi BKSDA Jambi, Faried menyampaikan, pihaknya tetap mengurus perizinan dengan pihak-pihak terkait.

"Sudah kita konfirmasi. Karena bagaimanapun, kita tetap minta izin karena lokasi pelepasliaran ini memang bukan wilayah kita. Tapi, hal tersebut kami buat dengan pertimbangan-pertimbangan yang disebutkan," jelasnya.

Hal tersebut dilakukan atas beberapa pertimbangan.

Sahron, koordinator WCRT (Wildlife Conflict Renponse Team) mengatakan, hal tersebut karena beberapa hal.

"Pertama, karena kita ingin mengembalikan satwa ini ke habitatnya. Nah, perusahaan ini punya area konservasi khusus buaya sinyulong. Jadi, kita harapkan cepat adaptasinya," terangnya.

Selain itu, menurutnya, hal ini dilakukan untuk menghindari konflik dengan manusia. Sahron mengatakan, kawasan yang dipilih letaknya cukup jauh dari pemukiman warga.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved