Kisah Advent Bangun, Demi Bela Kakak Perempuan yang Digoda Preman Ia Mengalami Nasib Naas
Kabar duka datang dari dunia hiburan. Aktor laga terkenal tahun 80 an Advent Bangun meninggal dunia
TRIBUNJAMBI.COM - Kabar duka datang dari dunia hiburan. Aktor laga terkenal tahun 80 an Advent Bangun meninggal dunia, Sabtu (10/2/2018) dini hari.
Pemilik nama lengkap Yohanes Thomas Advent Bangun itu tutup usia di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati, Jakarta Selatan, pukul 02.35 WIB.
Aktor Advent Bangun meninggal dunia dalam usia 66 tahun di RSUP Fatwamati, Jakarta Selatan pada Sabtu (10/2/2018).
Bintang film laga kawakan itu diketahui memiliki riwayat penyakit diabetes.
"Karena diabetes. Diabetes berdampak kepada komplikasi ginjal dan dia harus cuci darah,” ujar keponakan Advent, Harun Tambun, kepada Kompas.com di rumah duka Jalan Kecapi II, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Sabtu (10/2/2018).
Harun mengatakan bahwa Advent baru mengetahui penyakit diabetes 10 bulan terakhir.
Baca: Kebiasaan Ini Ternyata yang Bikin Advent Bangun Mengidap Diabetes yang Akhirnya Merenggut Nyawanya
Advent tidak menyangka bahwa ia mengidap diabetes dan sudah menjalar hingga menyebabkan komplikasi penyakit lainnya.
"Sudah 10 bulan terakhir. Ia enggak sadar sudah diabetes," ucap Harun.
Sebelum mengembuskan napas terakhir, pemilik nama lengkap Yohanes Thomas Advent sudah dirawat di rumah sakit sejak Kamis (8/1/2018).
Advent langsung masuk ke ruang intensive care unit (ICU).
Advent bangun merupakan Satu diantara aktor laga Indonesia sangat tenar di zamannya.
Puluhan judul film laga telah dibintanginya.
Baca: Puluhan Film Laga Dibintangi Advent bangun, Generasi 70-90an Pasti Tahu!
Bersama Barry Prima, Advent Bangun bisa dibilang sang masternya aktor laga pada dekade 80 an hingga 90 an.
Selama dirawat di RS, kondisi Advent pun memprihatinkan.

Tubuh kekar aktor yang kerap menghiasi perfiliman laga Indonesia sekitar tahun 1980-an itu terlihat berganti dengan tubuh kurus dan lemah.
Padahal dulu pemilik nama lengkap Thomas Advent Perangin-angin Bangun itu adalah seorang atlet karateka nasional.
Ya, sebelum dikenal sebagai bintang film, Advent gampang ditemui di Wisma Krida Senayan.
Sebagai atlet katateka nasional, rumahnya memang di sana.
Baca: Penyidik Polresta Jambi Temukan Belasan Janin: Astaga Ternyata Hasil Perbuatan Ini
Tapi karena kesibukannya sebagai bintang film membuat ia tak sembarangan bisa dijumpai.
Tahun 1970, Advent, atau yang akrab dipanggil Johni, sudah memulai debutnya dalam kejuaraan nasional.
Setahun kemudian ia sudah masuk dalam delapan besar kejurnas kumite (pertarungan bebas) perorangan.
Sesuatu yang membanggakan, bukan? Padahal, pada awalnya ia menggeluti karate karena dendam.
Hal itu bermula ketika pada tahun 1968, anak kedelapan dari delapan saudara itu menginjakkan kakinya di pelabuhan Tanjung Priok berdua bersama seorang kakak perempuannya.
Asal tahu saja, pada tahun-tahun itu Tanjung Priok sedang rawan-rawannya.
Terbukti, 30 orang pelaut langsung saja menggoda kakaknya yang membuat darah Advent mendidih.
Ia marah. Tapi apa yang bisa dilakukannya menghadapi 30 pelaut-pelaut yang beringas? Tentu saja dia babak belur!
Untungnya sang kakak tidak diganggu.
Namun dari situlah timbul dendam.
Advent bertekad tidak akan membiarkan orang lain menggoda orang lain di hadapannya.
Ia siap membela siapa pun yang lemah (terutama perempuan) yang mendapat gangguan seperti yang dialami kakaknya.
Tetapi dendam itu cuma bercokol sebentar di dadanya.
Sebab tahun 1972 perasaan itu hilang sama sekali.
Empat orang muridnya, yang kemudian mengaku merupakan orang-orang yang juga ikut ngeroyoknya di Tanjung Priok dulu, dimaafkannya.
Tak ada lagi dendam.
Yang ada adalah keinginan, berprestasi di tingkat dunia.
Dan berhasil! Advent masuk lima besar karateka kelas dunia pada World Games di Santa Clara, Amerika Serikat, tahun 1981.
Ia juga pernah juara ketiga di Asia Pasific II tahun 1976 dan juara tiga Asia Pacific V tahun 1983 di Nagoya, Jepang untuk kelas 80 kilogram ke atas.
Dengan prestasi kelas dunia itu, Advent disebut karateka besar yang dimiliki Indonesia.
Dan ia tentu merasa cukup bangga, sebab melalui karate pun ia bisa mengharumkan nama Indonesia di luar negeri.
Melalui karate, ia pernah menjelajahi Paris, Roma, Inggris, Amerika, Australia, Jerman Barat, Belanda, dan banyak lagi.
Bahkan dalam banyak kejuaraan besar, kehadirannya saja kadang-kadang sudah membuat lawan-lawan keder.
Hal itu yang menurutnya sebenarnya bisa memberi keuntungan jika ia masih disertakan dalam tim nasional.
Sebab dapat membangkitkan rasa percaya diri bagi para karateka junior.
Seperti yang diketahui, Advent Bangun merupakan aktor laga yang namanya mulai naik daun pada era tahun 70-an.
Sejak tahun 1976 hingga 2000, tercatat Advent Bangun telah membintangi lebih dari 60 judul film.

Di antaranya, 'Rajawali Sakti' (1976), 'Dua Pendekar Pembelah Langit' (1977), 'Golok Setan' (1983), 'Carok' (1985),
'Dendam Dua Jagoan' (1986), dan 'Pendekar Bukit Tengkorak' (1987).
Wajahnya yang sangar dan tubuh kekarnya membuat Advent Bangun dianggap cocok memerankan tokoh protagonis.
Tidak heran diberbagai judul film yang ia mainkan itu, Advent Bagun kerap digambarkan menjadi sosok musuh tangguh dan sulit terkalahkan.
Ia kerap dipasangkan dengan Barry Prima yang selalu memainkan tokoh protagonis.
Meski sudah belasan tahun tak muncul di layar televisi, namun nama Advent tetap melegenda.
Dia pernah main di sejumlah sinetron seperti Kaca Benggala (1993) dan Singgasana Brama Kumbara (1995) dan lainnya.
Tak banyak yang tahu, ternyata sebelum menjadi aktor dirinya berprofesi sebagai atlet bela diri.
Awalnya, ia bergabung dengan perguruan karate INKAI.
Kerena merasa sulit untuk bersaing di tingkat nasional, karena saat itu perguruan INKAI tidak diakui oleh FORKI, maka Advent Bangun kemudian bergabung dengan perguruan karate INKADO. (*)