Ini yang Terjadi Kalau Kamu Kebanyakan Micin, Ahli Gizi Ungkap Fakta Sebenarnya
Informasi negatif tentang Monosodium Glutamat (MSG) atau yang akrab disebut micin banyak berkembang di kalangan masyarakat
Penyelidikan tentang keamanan MSG yang mungkin paling menyeluruh dipublikasikan pada tahun 1995 oleh FASEB (Federation of American Societies for Experimental Biology).
Laporan ini, yang membahas 18 pertanyaan rinci tentang keamanan MSG dalam lebih dari 350 halaman, menegaskan keamanan MSG untuk populasi umum pada tingkat konsumsi normal dan tidak menemukan bukti keterkaitan antara MSG dengan masalah medis jangka panjang yang serius.
Sindrom Restoran Cina
Pada 4 April 1968, Dr. H.M. Kwok menulis Surat untuk editor New England Journal of Medicine yang terkemuka.
Ia menjelaskan "sindrom aneh" yang ia alami saat makan di restoran Cina, antara lain mati rasa, lemah, serta jantung berdebar, dan berspekulasi tentang beberapa kemungkinan penyebabnya, termasuk kecap, anggur masak, kandungan sodium tinggi, dan tentu saja MSG.
Pada kesimpulannya, Dr. Kwok menyarankan dan meminta bantuan para rekan peneliti untuk melakukan penyelidikan ilmiah terkait fenomena ini.
Sayangnya, surat untuk editor yang benar-benar tidak berbahaya ini menandai munculnya gagasan, yang tidak didukung bukti, bahwa MSG mengakibatkan "Sindrom Restoran Cina".
Pada kenyataannya, setelah dilakukan penelitian selama bertahun-tahun, ada atau tidaknya Sindrom Restoran Cina masih belum terbukti.
Namun secara ilmiah telah terbukti bahwa jika sindrom ini memang ada, pastinya tidak terkait dengan MSG.
Bukti terakhir dipublikasikan oleh Dr. Geha pada tahun 2000, yang menyimpulkan bahwa penambahan MSG pada makanan tidak mengakibatkan Sindrom Restoran Cina.
Meskipun demikian, beberapa dekade kemudian, rumor ini belum sepenuhnya hilang.
Dari Tikus dan Manusia
Tidak lama kemudian, pada tahun 1969, sebuah studi mengkhawatirkan dipublikasikan dalam jurnal Science oleh Dr. J.W. Olney, dimana MSG dengan dosis tinggi disuntikkan ke tikus yang baru lahir dan mengakibatkan kerusakan otak.
Namun sekali lagi, laporan ini ternyata salah karena dua alasan penting.
Pertama, jumlah MSG yang diberikan dalam studi tersebut sangat tinggi yang sama dengan memakan MSG sebanyak tiga botol (puluhan hingga ratusan gram/per botol) untuk manusia dewasa.
Kedua, dan yang lebih penting, terdapat perbedaan fisiologi yang besar antara manusia dan tikus yang baru lahir, yang diabaikan dalam studi tersebut.