Baru Setahun Idi Amin Menjabat, 60.000 Orang Asia Langsung Disuruh Angkat Kaki dari Uganda
Di awal 1962, Letnan Amin sebagai komandan peleton dikirim ke Kenya Barat Laut untuk sekali lagi diperintahkan menaklukkan
Para pengamat meragukan kemampuan orang Uganda untuk dalam waktu singkat menggantikan fungsi mereka sebagai pengendali roda perekonomian.
Sepuluh hari kemudian, keluar aturan tambahan: orang asing yang sudah berwarga negara Uganda pun mesti pergi. Jumlahnya sekitar 23.000 orang.
Sudah tentu orang keturunan asing yang lahir di Uganda kebingungan. Kalau mereka pergi, berarti status mereka akan menjadi tidak bernegara.
Sialnya lagi, India, Pakistan dan Bangladesh (negara asal mereka) pun menolak kedatangan mereka. Idi Amin benar-benar membuat banyak orang pusing.
Kegegeran belum surut, giliran orang asing Eropa yang pening tujuh keliling. Proses nasionalisasi dinyatakan mencakup juga hak milik mereka.
Untuk menghindari penyelundupan uang atau benda berharga melalui pos, Idi Amin memerintahkan pemeriksaan paket-paket tercatat ke luar negeri.
Bisa dimengerti bila keputusan drastis ini menciptakan krisis. Sementara sekitar 90% perdagangan dan industrinya dikuasai orang-orang Asia, orang Uganda sendiri masih sangat agraris.
Orang Uganda itu kurang modal, kecakapan, dan keterampilan.
Negara tanpa hukum
Baca: Diprediksi, Keuangan 3 Zodiak Ini akan Seret Tahun 2018, Kalian Termasuk Nggak?
Baca: Apa Sih Istimewanya V BTS? Mengenal Member yang Cinta Akting dan Paling Atraktif
Baca: Wanita Wajib Baca! Trik Membangkitkan Gairah Seks untuk Diri Sendiri
Baca: Noda Hitam di Wajah Bikin Gak Cantik, Hilangkan dengan 4 Bahan Alami, Tinggal Oles!
Milton Obote bukannya tidak merencanakan pengusiran orang Asia yang dirasakan terlalu kuat mencengkeram ekonomi Uganda. Tapi ia menargetkan waktu 5 tahun, menanti sampai orang Uganda siap.
Pemerintahan Idi Amin demikian kacaunya sampai menggerakkan Komisi Hukum Intemasional bersuara pada tanggal 7 Juni 1974: Uganda adalah negeri tanpa hukum!