Erosi Sungai Ancam Pemukiman Warga Penyengat Rendah, Tudingan ke Galian C
Sejumlah warga di penyengat rendah, kecamatan Telanaipura, Kota Jambi mulai resah dengan erosi yang terjadi di tebing sungai.
Penulis: Dedy Nurdin | Editor: Nani Rachmaini
"Sekarang sudah pindah lagi mereka ke arah ilir sana," ujarnya.
Tak hanya itu, dampak buruk yang dirasakan warga lainnya adalah kondisi air sungai yang semakin keruh.
"Padahal dulu air sungai disini bisa dipake masak, sekarang untuk mandi dan nyucipun kita terpaksa pake air keruh ini," ujarnya.
Sementara itu, salah seorang warga lainnya di Rt 07 mengatakan hal senada. Dimana kondisi rumahnya kini juga mulai tergerus dan terancam longsor. Terutama di bagian dapur, yang berbatasan langsung dengan sungai.
"Padahal dulu jaraknya dari tepi sungai rumah kami ini enam meter. Sekarang tengok lah cuma semeter saja antara tiang rumah dengan tepi sungai," ujarnya.
"Coba lihat di pantai sana, kalau surut nampak pinggirnya retak, longsor, jadi seperti tebing. Dampaknya baru sekarang kami rasakan, padahal galian C ini yang diuntungkan hanya perorangan saja. Kami warga yang merasakan pahitnya," ujar pria yang minta namanya tidak dikutip.
Ia mengatakan, rerata warga di Penyegat Rendah keberatan dengan aktifitas galian C di sungai Batanghari.
Penolakan ini pernah dilakukan dengan menyampaikan langsung ke pemerintah Kota Jambi. Namun, sampai saat ini tak ada tindakan ril.
"Dulu sudah di cek, katanya mau di hentikan, ditepi sungai mau dibikin turap. Tapi sampai sekarang tidak ada pelaksanaannya," ujarnya.
"Kami berharap pemerintah bisa jeli melihat dampak buruk galian c ini. Masak iya di dalam kota ada aktifitas pertambangan ilegal dibiarkan. Kalau orang luar jambi nengok malu juga kan," pungkasnya. (dnu)