Warga NU Diimbau tak Ikuti Demo 11 Februari

Yenny Wahid, mengimbau kepada warga Nahdlatul Ulama (NU) untuk tidak ikut dalam rencana aksi pada 11 Februari mendatang.

Editor: Nani Rachmaini
zoom-inlihat foto Warga NU Diimbau tak Ikuti Demo 11 Februari
KOMPAS/IWAN SETIYAWAN
Yenny Wahid (kedua kiri)

Karena kegiatan tersebut akan membuka ruang baru untuk berselisih paham dengan hal lainnya.

"Tentang aksi damai itu kami sebenarnya berharap cukuplah ya berbagai macam aksi itu, kalau boleh mengimbau agar tidak membuka ruang baru untuk kita saling berselisih," kata dia.

Rois Am Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU), Ma'ruf Amin, juga sudah mengimbau masa tenang pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta pada 12 - 14 Februari harus dihargai semua pihak, termasuk oleh umat Islam di Jakarta.

Sementara itu, Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto memastikan, pemerintah tidak pernah melarang pihak manapun yang ingin berdemonstrasi menyampaikan aspirasi dan tuntutan.

Apalagi konstitusi menjamin dan melindungi hak menyatakan pendapat warga negara.

Namun negara tak akan mengizinkan aksi demonstrasi yang mengganggu ketertiban umum, kebebasan orang lain dan melanggar Undang-Undang.

"Saya tegaskan sekali lagi. Saya tidak pernah melarang, tidak mungkin saya bungkam demonstrasi. Itu boleh tapi demonstrasi jangan ganggu kebebasan orang lain," ujar Wiranto di kantor Kemenko Polhukam.

Selain itu dia mengingatkan bahwa setiap warga negara harus menaati peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Terkait pengerahan massa saat masa tenang, lanjut Wiranto, jelas tercantum dalam undang-undang dan peraturan Komisi Pemihan Umum (KPU) mengenai larangan melakukan kegiatan massa di ruang publik.

"Hukum harus ditegakkan dengan baik. Menurut aturan KPU, di minggu tenang tidak boleh ada gerakan massa. Ayo taati hukum. Kalau mau kumpul-kumpul di rumah atau tempat ibadah ya boleh," ucapnya.

"Tidak ada hak saya untuk melarang, tapi hanya bisa mengimbau dan mengarahkan," kata Wiranto.

Di Serang, Kapolri Jenderal Tito Karnavian menjelaskan, rencana aksi 11 Februari akan dialihkan menjadi kegiatan di Masjid Istiqlal. Massa akan mengisi aksi 112 dengan kegiatan keagamaan.

"Mengalihkan aksinya dari jalan kaki long march di jalan raya yang berpotensi menganggu ketertiban publik dan membawa nuansa politik meskipun dibungkus oleh keagamaan akan dialihkan di Istiqlal dalam bentuk murni ibadah keagamaan," kata Tito. (tribun/rio/yat/kcm/dtc)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved