Erlangga: 205 Orang di Merangin Masih Dipasung

Jumlah warga yang mengalami gangguan kejiwaan di Kabupaten Merangin cukup banyak.

Penulis: muhlisin | Editor: Fifi Suryani

Laporan Wartawan Tribun Jambi, Muhlisin

TRIBUNJAMBI.COM, BANGKO – Jumlah warga yang mengalami gangguan kejiwaan di Kabupaten Merangin cukup banyak. Data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Merangin, sedikitnya 205 orang mengalami gangguan kejiwaan atau gila.

Data dinkes, jumlah tersebut tersebar di semua kecamatan. Parahnua, hingga saat ini, proses penyembuhan penderita gangguan jiwa tersebut kebanyakan masih dilakukan dengan cara dipasung.

Kabid Pelayanan Promosi Kesehatan, Erlangga, mengonfirmasi hal ini. Ia membenarkan jika masih ada 205 penderita gangguan jiwa di Kabupaten Merangin yang harus menjalani kehidupan dipasung.

“205 orang yang ada datanya. Bahkan tidak tertutup kemungkinan jumlah penderita gangguan jiwa lebih banyak dari data yang kita miliki,” ujarnya, Minggu (8/5).

Ia mengatakan, Dinas Kesehatan akan terus mengupayakan program bebas pasung dari Pemerintah Provinsi Jambi. Namun di sisi lain masih terkendala dana untuk menjalankan program Provinsi Jambi bebas pasung 2015 itu.

“Kita terus upayakan bagaimana menjalankan program bebas pasung, tapi kendalanya masalah dana. Dana yang ada sangat terbatas,” ujarnya lagi.

Ia menambahkan di tahun 2016 Pemerintah Kabupaten Merangin tidak menganggarkan dana untuk program provinsi bebas pasung. Sehingga menyulitkan pihaknya untuk mengentaskan masalah gangguan jiwa ini.

‘’Kalau tidak ada biaya untuk membawa pasien ini, kita ambil dana dari mana. Sementara dalam melakukan pengobatan kita harus mempunyai biaya yang cukup besar,” tambahnya lagi.

Sementara itu ia menambahkan lagi, untuk membawa pasien gangguan jiwa, ke Rumah Sakit Jiwa di Jambi, akan disaring sesuai tingkat gangguan kejiwaan. Baik yang mengalami gangguan jiwa berat maupun ringan.

Mengenai penyebab, Erlangga mengatakan ada beberapa penyebab utama. Namun paling dominan karena tekanan masalah ekonomi dan beberapa persoalan lain.

‘’Sebenarnya banyak faktor yang bisa mengakibatkan gangguan jiwa, namun umumnya bisa disebabkan dari faktor ekonomi ataupun keturunan,” tutupnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved