Yang Ter
Inilah 5 Kelenteng Tertua di Indonesia
Kelenteng- kelenteng cantik berusia ratusan tahun, bukan saja menjadi tempat wisata religi yang memuaskan.
Nama : Vihara Avalokitesvara
Alamat : Desa Banten Lama Kecamatan Kasemen, Serang Kota - Banten
Tahun berdiri : Tahun 1542
Pendiri : Syarif Hidayatullah
Nilai Histori : - Inilah vihara tertua di Provinsi Banten yang dibangun sejak abad 16. Pembangunan vihara ini tidak terlepas dari Sunan Gunung Jati, salah satu dari sembilan wali penyebar agama Islam di Indonesia yang memiliki istri keturunan kaisar Tiongkok bernama Putri Ong Tien. Sunan Gunung Jati membangun vihara pada tahun 1542 di wilayah Banten, tepatnya di Desa Dermayon dekat dengan Masjid Agung Banten. Namun, pada tahun 1774 vihara dipindahkan ke Kawasan Pamarican hingga sekarang.
- Gerbang dengan atap berhiaskan dua naga memperebutkan matahari, menyambut pengunjung di pintu masuk. Vihara yang memiliki nama lain kelentang Tri Darma ini memiliki luas mencapai 10 hektar dengan altar Dewi kwan Im sebagai Altar utamanya. Di altar ini terdapat patung Dewi Kwan Im berusia hampir sama dengan bangunan vihara tersebut. Selain itu di sisi samping kanan dan kiri terdapat patung dewa-dewa yang berjumlah 16 dan tiang batu yang berukir naga.
- Sebutan Klenteng Tri Darma diberikan karena vihara ini melayani tiga kepercayaan umat sekaligus. Yaitu Kong Hu Cu, Taoisme, dan Buddha. Walaupun diperuntukan bagi 3 umat kepercayaan namun bagi wisatawan yang beragama lain sangat diperbolehkan untuk berkunjung dan melihat bangunan yang saat ini termasuk dalam cagar budaya di Provinsi Banten ini. Di samping vihara terdapat ukiran tentang kejayaan Banten Lama saat masih menjadi kota pelabuhan yang ramai, juga menceritakan bagaimana vihara ini digunakan sebagai tempat berlindung saat terjadi tsunami beserta letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883.
Sumber foto : banten.com
Nama : Hok Tek Ceng Sin
Alamat : Desa Welahan, Kecamatan Welahan, Jepara - Jawa Tengah
Tahun berdiri : Tahun 1466
Pendiri : Tidak ditemukan
Nilai Histori : - Bangunan utama Kelenteng Hok Tek Ceng Sin Jepara menggunakan atap pelana tumpang khas bangunan Tiongkok. Di puncaknya terdapat patung sepasang naga berebut mustika, dengan tulisan huruf Tionghoa "Naga adalah lambang keadilan, kekuatan dan menjadi penjaga barang-barang dan tempat suci". Sepasang Ciok say tampak berjaga di Kelenteng Hok Tek Ceng Sin Jepara ini. Ciok say (Singa Kilin) tersusun dari 18 jenis binatang. Badan kuda sisik ular dan ikan, buntut kura-kura, kaki burung-macan-kerbau-menjangan, mata kepiting, telinga kelinci, taring macan, jenggot dan mulut singa. Ciok say jantan memegang bola dan betinanya memegang anaknya.
- Di Serambi ada Hiolo Thian berkaki tiga untuk memuja Dewa Langit. Relief pada badan hiolo juga menampilan wajah raksasa dan binatang yang menyerupai kepiting dan belalang sembah. Tak ada ornamen naga pada hiolo ini. Namun pada pilar tampak melilit seokor naga dengan mata yang mencorong menyala, berhadapan dengan harimau. Naga melambangkan keselamatan, serta pelindung arah timur yang melambangkan musim semi atau mulainya kehidupan baru.