Berita Muarojambi

2 Danau Hilang, Hasil Studi Walhi Temukan Pelanggaran Lingkungan di Desa Rukam, Muarojambi

2 Danau Hilang, Hasil Studi Walhi Temukan Pelanggaran Lingkungan di Desa Rukam, Muarojambi

Penulis: Dedy Nurdin | Editor: Deni Satria Budi
tribunjambi/Dedy Nurdin
2 Danau Hilang, Hasil Studi Walhi Temukan Pelanggaran Lingkungan di Desa Rukam, Muarojambi 

2 Danau Hilang, Hasil Studi Walhi Temukan Pelanggaran Lingkungan di Desa Rukam, Muarojambi

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - WALHI Jambi menyebut banyak pelanggaran yang dilakukan perusahaan sawit baik lingkungan maupun pada dampak ekonomi yang dialami masyarakat.

Berdasarkan riset yang dilakukan Walhi Jambi, keberadaan perusahaan sawit sejak tahun 2002 sampai saat ini justru mempersulit kondisi perekonomian warga Desa Rukam.

Baca: Curhat Warga Desa Rukam,Sejak Ada Perusahaan Sawit,Emak-emak Jadi Buruh &Digaji; Rp200 Ribu Seminggu

Baca: Polemik Tanggul Raksasa, Desa Rukam,yang Ada Sejak 1832 Ini Tak Lagi Bersahabat dengan Warganya

Baca: Rencana Pemkab Merangin Belah TNKS Demi Wisata, Walhi Jambi: Jangan Asal Usul

Desa Rukam masuk diwilayah administrasi Kecamatan Taman Rajo, Kabupaten Muarojambi memiliki Wilayah Gambut dengan kedalaman 2 sampai dengan 5 meter yang berada dipinggiran Sungai Batanghari.

Desa Rukam memiliki jumlah penduduk sekitar 1466 Jiwa dari 515 KK, dengan luas wilayah administrasi Desa sekitar 3.216 Ha.

Jika merujuk SK Bupati Muaro Jambi mengenai Izin Lokasi, Nomor 284 Tahun 2001 di lokasi Desa Rukam, Teluk Jambu, Dusun Mudo & Sekumbung seluas lokasi PT EWF 4.000 ha.

Walhi Jambi sampaikan hasil studi di Desa Rukam
Walhi Jambi sampaikan hasil studi di Desa Rukam (tribunjambi/Dedy Nurdin)

Namun berdasarkan Izin Usaha Perkebunan perusahaan di lokasi tersebut dengan luas 4.810.52 ha No 56 Tahun 2003 oleh Bupati Muaro Jambi (Penambahan wilayah di Desa sakean dan Tarikan).

Hasil studi Walhi Jambi menyebutkan sebelum adanya perusahaan sebanyak 186 orang warga bermata pencarian dari sektor pertanian, 453 orang dari sektor pencarian Ikan.

Namun saat ini, jumlah warga yang betani hanya 86 orang, 53 orang disektor perikanan dan 195 orang bekerja sebagai buruh perkebunan.

Baca: Kaji 25 Grup Perusahaan Sawit, Walhi: Satu Juta Hektare Izin Perkebunan Sawit di Jambi Tak Jelas

Baca: Dishub Sarolangun Larang Truk Batubara dan Sawit Melintas Saat Arus Mudik Lebaran, Berikut Jadwalnya

Baca: Suhartini, Ibu Korban Mutilasi Vera Oktaria: Sakit Hati Saya Sudah Terlalu Dalam Sama Dia

"Disini bisa dilihat sudah ada perubahan pola mata pencarian masyarakat yang tadinya lebih nanyak di sektor perikanan beralih me buruh perkebunan," sebut Dwi Nanto Manajer Advokasi dan Kampanye Walhi Jambi di cafe Upnormal saat pers release pada Selasa (28/5/2019).

Bahkan hasil studi Walhi Jambi setelah dibangunnya tanggul raksasa setinggi 8 meter sepanjang 11 kilometer itu mencapai miliaran rupiah dari potensi perikanan.

Merujuk dari 12 jenis ikan hasil tangkap warga, yakni jenis ikan Bujuk, Gabus, Lele, Toman, Betok, Sepat, Patin, Ikan Keli, Tembakang, udang dan ikan merah (Botia) yangbisa mencapai sekitar satu ton perhari. Dengan estimasi mencapai 2,17 Miliar perbulannya.

Baca: 2 Objek Wisata di Betara, Tanjab Barat, yang Bisa Dikunjungi saat Liburan, Ada Pemandian Air Panas

Baca: Ibunya di Penjara, Ayah Meninggal Dunia, Kisah Pahit Keanu Massaid Putra Angelina Sondakh

Baca: Akhirnya Kartika Putri Buka Suara Soal Perjanjian Tentang Poligami di Pernikahannya

"Potensi kerugian warga pertahun dari sektor perikanan mencapai 26,13 Miliar," sebutnya.

Walhi Jambi menilai ada dua dampak yang ditimbulkan dari tata kelolah yang salah oleh pihak perusahaan itu, pertama dari segi perkonomian kata Dwi Nanto, pertama masyarakat tidak lagi bertani secara maksimal.

"Kerkurangnya potensi ikan yang diakui warga saat ini hanya jenis ikan sepat dan jenis betok yang kemampuan adap tadinya lebih baik. Ada 10 jenis potensi ikan yang justru menjadi langka disana," katanya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved