Kisah Militer

Perwira Kopassus Nekat Minum 'Air Aneh', Terapkan Strategi Lunak di Negeri Asing Meski Risiko Tinggi

Mayor Umar kaget saat melihat warna air yang disuguhkan. Namun, anggota Kopassus ini nekat mengambil risiko

Editor: Duanto AS
Istimewa
Prajurit Kopassus 

Mayor Umar kaget saat melihat warna air yang disuguhkan. Namun, anggota Kopassus ini nekat mengambil risiko dengan meminumnya.

TRIBUNJAMBI.COM - Satu di antara skill Kopassus yaitu pandai mengambil simpati masyarakat. 

Strategi ini digunakan pasukan elite TNI saat bertugas di daerah-daerah asing.

Selain teknik pertempuran, Kopassus juga mempelajari pendekatan seperti ini saat pelatihan.

Anggota Komando Pasukan Khusus dikenal pandai mengambil hati masyarakat di mana pun ditugaskan. Seperti saat menjadi pasukan perdamaian di negeri-negeri yang dilanda konflik.

Ilustrasi: Satuan Kopassus saat parade pasukan dan alat utama sistem pertahanan (alutsista) pada gladi bersih upacara Hari Ulang Tahun ke-72 TNI di Dermaga PT Indah Kiat, Cilegon, Banten, Selasa (3/10/2017).(KOMPAS.com/Kristian Erdianto)
Ilustrasi: Satuan Kopassus saat parade pasukan dan alat utama sistem pertahanan (alutsista) pada gladi bersih upacara Hari Ulang Tahun ke-72 TNI di Dermaga PT Indah Kiat, Cilegon, Banten, Selasa (3/10/2017).(KOMPAS.com/Kristian E)

Satu di antara kisah itu diceritakan Mayor Umar, perwira Kopassus yang ditugaskan di Sudan pada 2006.

Nukilan dalam buku "Kopassus untuk Indonesia" karya Iwan Santosa dan EA Natanegara, mengisahkan Mayor Umar yang ditugaskan di Sudan.

Sudan merupakan negara yang dilanda perang saudara berkepanjangan.

Baca: Kisah Sniper Kopassus Legendaris, Berangkat Bawa 50 Peluru, 49 Orang Musuh Tewas

Baca: Pejabat Rusia Dibekuk Intelijen Indonesia, Letkol Susdaryanto Dimanfaatkan untuk Curi Data Penting

Baca: Kopaska Beraksi di Bank, Perompak yang Ambil Tebusan Babak Belur Kena Jebakan Maut

Baca: Kisah Sniper Kopassus Legendaris, Berangkat Bawa 50 Peluru, 49 Orang Musuh Tewas

Baca: Siapa Sebenarnya Orang Pendek Berkaki Terbalik di Hutan TNKS Kerinci Jambi? Ini Catatan 1900-an

Negeri ini hancur karena perang saudara. Hampir setiap hari terjadi kekerasan, pemerkosaan dan pembunuhan.

Rakyat merasa khawatir dan terancam keselamatannya saat pergi keluar rumah.

Mereka memilih berada di dalam rumah dan tak beraktivitas di luar karena ancaman kekerasan sewaktu-waktu bisa terjadi.

Akibatnya, sekedar butuh kayu bakar untuk memasak pun tak ada yang berani mencarinya ke pinggiran hutan.

Suatu kali, Mayor Umar menyambangi rumah warga Sudan yang mayoritas muslim, sehingga mudah didekati oleh orang Indonesia yang mayoritas muslim.

Anggota Kopassus
Anggota Kopassus (TRIBUNNEWS/HERUDIN)

Kunjungan tersebut disambut dengan tangan terbuka oleh masyarakat Sudan.

Namun karena tak memiliki apapun untuk disuguhkan, warga mengambil air minum untuk Mayor Umar.

Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved