Kisah Militer
Perwira Kopassus Nekat Minum 'Air Aneh', Terapkan Strategi Lunak di Negeri Asing Meski Risiko Tinggi
Mayor Umar kaget saat melihat warna air yang disuguhkan. Namun, anggota Kopassus ini nekat mengambil risiko
Mayor Umar kaget saat melihat warna air yang disuguhkan. Namun, anggota Kopassus ini nekat mengambil risiko dengan meminumnya.
TRIBUNJAMBI.COM - Satu di antara skill Kopassus yaitu pandai mengambil simpati masyarakat.
Strategi ini digunakan pasukan elite TNI saat bertugas di daerah-daerah asing.
Selain teknik pertempuran, Kopassus juga mempelajari pendekatan seperti ini saat pelatihan.
Anggota Komando Pasukan Khusus dikenal pandai mengambil hati masyarakat di mana pun ditugaskan. Seperti saat menjadi pasukan perdamaian di negeri-negeri yang dilanda konflik.
Satu di antara kisah itu diceritakan Mayor Umar, perwira Kopassus yang ditugaskan di Sudan pada 2006.
Nukilan dalam buku "Kopassus untuk Indonesia" karya Iwan Santosa dan EA Natanegara, mengisahkan Mayor Umar yang ditugaskan di Sudan.
Sudan merupakan negara yang dilanda perang saudara berkepanjangan.
Baca: Kisah Sniper Kopassus Legendaris, Berangkat Bawa 50 Peluru, 49 Orang Musuh Tewas
Baca: Pejabat Rusia Dibekuk Intelijen Indonesia, Letkol Susdaryanto Dimanfaatkan untuk Curi Data Penting
Baca: Kopaska Beraksi di Bank, Perompak yang Ambil Tebusan Babak Belur Kena Jebakan Maut
Baca: Kisah Sniper Kopassus Legendaris, Berangkat Bawa 50 Peluru, 49 Orang Musuh Tewas
Baca: Siapa Sebenarnya Orang Pendek Berkaki Terbalik di Hutan TNKS Kerinci Jambi? Ini Catatan 1900-an
Negeri ini hancur karena perang saudara. Hampir setiap hari terjadi kekerasan, pemerkosaan dan pembunuhan.
Rakyat merasa khawatir dan terancam keselamatannya saat pergi keluar rumah.
Mereka memilih berada di dalam rumah dan tak beraktivitas di luar karena ancaman kekerasan sewaktu-waktu bisa terjadi.
Akibatnya, sekedar butuh kayu bakar untuk memasak pun tak ada yang berani mencarinya ke pinggiran hutan.
Suatu kali, Mayor Umar menyambangi rumah warga Sudan yang mayoritas muslim, sehingga mudah didekati oleh orang Indonesia yang mayoritas muslim.
Kunjungan tersebut disambut dengan tangan terbuka oleh masyarakat Sudan.
Namun karena tak memiliki apapun untuk disuguhkan, warga mengambil air minum untuk Mayor Umar.
