VIDEO: Terungkap Neil ArmStrong Mendarat di Bulan Ternyata Ada Peran Mahasiswa Indonesia
BJ Habibie mengungkapkan Teori Habibie temuannya, dimana sambungan badan, sayap, dan dudukan mesin pesawat ternyata gampang retak kemudian patah.
VIDEO: Terungkap Neil ArmStrong Mendarat di Bulan ternyata ada Peran Mahasiswa Indonesia
TRIBUNJAMBI.COM - Bacharuddin Jusuf Habibie yang menemukan cara agar pesawat lebih aman ketika terbang, membuat dunia penerbangan berdecak kagum.
BJ Habibie mengungkapkan Teori Habibie temuannya, dimana sambungan badan, sayap, dan dudukan mesin pesawat ternyata gampang retak kemudian patah.
Ia lantas menemukan cara bagaimana agar hal tersebut tidak terjadi dan hasil pemikirannya dijuluki Crack Progression.
Sebut saja ada Prof Josaphat Tetuko Sri Sumantyo penemu sekaligus pemegang hak paten antena mikrostrip dimana benda itu digunakan untuk berkomunikasi langsung dengan satelit.
Ada lagi nama Suharyo Sumowidagdo si penemu 'Partikel Tuhan', Hairiah Kurniatun, Suryadi Ismadji, Ferry Iskandar, dan masih ada banyak lagi.
Baca: Belasan Ribu Surat Suara Robek dan KPU Batanghari Akui Kekurangan 14 Ribu Lebih Surat Suara
Baca: Belasan Tahun Jalan di Kecamatan Gunung Raya Jambi Rusak Parah, Warga Empat Desa Desak Ada Perbaikan
Baca: Dinas Kesehatan Batanghari Akui Kekurangan Tenaga Kesehatan, Hanya Satu Puskemas yang Penuhi Standar
Baca: Diperiksa KPK di Polda Jambi, Dodi Irawan Pilih Bungkam, Tanya ke Penyidik Saja
Salah satu ilmuwan yang mengharumkan nama Indonesia di luar negeri hingga gegara temuannya menjadikan Neil Armstrong dapat mendarat di bulan adalah Giri Suseno Hadiharjono (1941-2012).
Memang sudah pintar dari sononya, sembari kuliah, Giri bekerja dengan dosen pembimbingnya, Prof Charles Lipson.
Pekerjaan yang dilakukan Giri tak main-main, masih berstatus mahasiswa pascasarjana, ia diajak oleh Lipson melakukan analisis terhadap kemampuan material dalam menerima beban dari getaran.
Rupanya hasil penelitiannya itu bakal digunakan untuk membuat Apollo Space Craft, proyek antariksa ambisius NASA tahun 1960-an untuk membawa astronot keluar angkasa dengan tujuan pendaratan di bulan!
"Beliau sedang mengerjakan proyek dari Badan Luar Angkasa Amerika Serikat (NASA) untuk meneliti sifat-sifat kelelahan (fatigue properties) pada material,” tulis Giri di buku biografinya, Bermula dari Nol, Banda Aceh sampai Los Palos.
"Belakangan baru saya ketahui bahwa material itu digunakan dalam pesawat ruang angkasa Apollo Space Craft," tambahnya.
Bahkan ketika Giri sudah lulus S2 dan bergelar MSME (Master of Science in Engineering-Mechanical Engineering) pada Juli 1966, Lipson mati-matian menahannya agar tetap di Amerika Serikat.
Bahkan Lipson bakal membiayai semua tanggungan hidup Giri di Negeri Paman Sam plus gaji sangat besar senilai 9.000 dolar AS per bulan saat itu.
Namun Giri tetap menolak, baginya kembali ke Tanah Air dan memberikan sumbangsih ilmunya kepada bangsa sendiri lebih penting dari nilai angka-angka uang.
Baca: Belasan Pejabat di Tanjab Barat Terancam Sanksi Berat, Gara-gara Belum Lapor Harta Kekayaan ke KPK
Baca: Sebentar Lagi Kopi di Sarolangun Jambi Panen Raya, Pembinaan Minim Banyak Petani Tak Bisa Olah Kopi
Baca: Begini Kronologi Penangkapan Tiga Pengedar Sabu untuk Supir Truk di Jambi, Satu Bandar Asal Sumsel
Baca: Terungkap, Pelaku Korupsi SMK Bagimu Negeri di Jambi Buat Stempel Palsu, Negara Rugi Rp1,1 Miliar