Hinaan Media Asing Tak Buat Nyali Ciut, 3 Menit Beraksi Kopassus Buat Gempar Dunia di Thailand
Hinaan Media Asing Tak Buat Nyali Ciut, 3 Menit Beraksi Kopassus Buat Gempar Dunia di Thailand
TRIBUNJAMBI.COM - Sejarah pernah mencatat bahwa Komando Pasukan Khusus (Kopassus) pernah membuat dunia gempar dari aksinya.
Berawal dari hinaan media di Thailand, 3 menik aksi Kopassus pun buat dunia tercengang. Seperti apa kisahnya, selengkapnya hingga akhir artikel.
Komando Pasukan Khusus (Kopassus) menjadi salah satu pasukan elit yang dimiliki militer Indonesia.
Soal kemampuan pasukan khusus TNI memang tak bisa dipandang sebelah mata oleh negara lain.
Baca Juga:
Operasi Kopassus di Papua, Kapten Pandu Kisahkan Pembebasan Sandera, 4 Prajurit Gugur Diserang
Akun FB Andhre Marozz Diburu Karena Hina Prajurit Kopassus yang Gugur Lawan KKB Berhadiah Rp1 Miliar
Rp 1 Miliar Bagi Yang Menangkap Penghina Kopassus Yang Gugur Saat Berperang Lawan KKB Papua
Mardi Rambo Gembira Dikirim ke Bosnia, Kopassus yang Tak Pernah Mendarat Pakai Pesawat
Meski masih saja ada yang nyinyir dan melihat sebelah mata, tapi akhirnya decak kagum dan angkat topi pasti terjadi setelah pasukan musuh memandang remeh Indonesia.
Sebelumnya, prestasi mengagumkan telah terbukti membawaKomando Pasukan Khusus (Kopassu) TNI AD patut disegani.
Mulai dari penumpasan G30S/PKI operasi Dwikora, Operasi Trikora pembebasan Irian Barat, Operasi Seroja di Timor-timur hingga pembebasan sandera oleh sekelompok teroris.

Begitu juga dengan Operasi Woyla Maret 1987.
Kopassus diperintahkan melumpuhkan para teroris yang menyandera pesawat Garuda Indonesia.
Cerita berawal pada 28 Maret 1981, pesawat DC-9 Woyla milik maskapai penerbangan Garuda Indonesia dengan 48 penumpang dibajak 5 orang teroris.
Pesawat tersebut dibajak ketika dalam penerbangan dari Bandara Kemayoran menuju Bandara Polonia Medan.
Oleh kelima teroris pesawat sebenarnya akan diterbangkan menuju Lybia, negara yang pada tahun 1980-an berada di bawah pimpinan Presiden Moamar Kadhafi dan dikenal ‘suka membantu teroris’.
Selain itu, jika sudah mendarat di Lybia, para teroris merasa lebih aman karena upaya militer Indonesia (ABRI) untuk melaksanakan operasi pembebasan sandera jadi makin sulit.
Mujur akhirnya pesawat mendarat di Bandara Don Muang, Bangkok, Thailand sehingga militer Indonesia bisa lebih leluasa melaksanakan operasi pembebasan sandera dengan cara mengirimkan pasukan khusus.
Baca Juga:
Rawan Terjadi Korupsi, Manajemen Aset di Jambi Masih Rendah
VIDEO Viral Prabowo Bentak Aparat Viral di Twitter, Begini Penjelasan Juru Bicara BPN, Dahnil Anzar
TVBERSAMA: Sedang Berlangsung! Hasil Shan United vs Persija Jakarta 1-0, Ini Link Live Streaming
Rusunawa tanpa IMB di Tanjab Timur, Pol PP Tunggu Rekomendasi Dinas Terkait
Melihatnya Saja Musuh Gentar! Kopaska TNI AL Masuk Jajaran Pasukan Elite dengan Wajah Seram di Dunia
Tanggung jawab untuk mengirimkan pasukan khusus diberikan kepada Letkol Sintong Panjaitan yang menjabat sebagai Asisten 2/Operasi Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassanda/Kopassus).
Singkat cerita 30 personel pasukan antiteror dari Grup 4/Sandiyudha yang telah menyiapkan diri untuk melakukan operasi pembebasan sandera dikirim ke Thailand menggunakan pesawat DC-9 Garuda pada 30 Maret 1980.

Komandan Tim Antiteror dipimpin oleh Letkol Sintong Panjaitan, dan disertai oleh tiga orang perwira menengah yang nantinya memimpin operasi di lapangan yakni, Mayor Sunarto, Mayor Isnoor, dan Mayor Subagyo HS.