Kisah Militer
Kopaska Pasang 'Jebakan Maut' di Bank sambil Senyum, Pembajak Tak Sadar Maduk Perangkap
Anggota tim Kopaska mulai khawatir, jangan-jangan buruannya sudah tahu rencana itu. Tiba-tiba orang yang ditunggu-tunggu datang.
Jebakan maut sudah dipasang. Tapi tim Kopaska mulai khawatir, jangan-jangan buruannya sudah tahu rencana itu. Tiba-tiba orang yang ditunggu-tunggu datang.
TRIBUNJAMBI.COM - Dari sedemikian banyak aksi heroik pasukan elite TNI, kisah Kopaska ini menarik dan unik.
Peristiwa ini terjadi pada 2006, saat terjadi pembajakan kapal oleh Gerakan Aceh Merdeka,di Aceh Timur.
Pembajak melakukan penyanderaan awak kapal dan meminta uang tebusan. Tim intelijen Kopaska dibentuk lalu dikirim untuk menggagalkan aksi GAM.

Kisah ini ditulis di buku Kopaska, Spesialis Pertempuran Laut Khusus.
Berani bertarung dan bertempur di dalam air, bahkan tidak hanya di perairan, Komando Pasukan Katak (Kopaska) juga ahli bertempur di daratan dengan keahlian khususnya.
Baca: Denjaka Kopaska Kopassus Meluncur di Laut, Perompak Somalia Tak Bekutik Minta Ampun
Baca: Tiba di Rumah Duka, Ibunda Kopassus yang Gugur Serda Siswanto Bayu Aji Histeris Lalu Pingsan
Baca: Denjaka Kopaska Kopassus Meluncur di Laut, Perompak Somalia Tak Bekutik Minta Ampun
Baca: 313 Posisi Lowongan Kerja BUMN PT Pertamina Maret-April 2019, Lulusan SMA hingga S-1
Kisah kehebatan Pasukan Khusus milik TNI AL tersebut tidak hanya di beberapa misi saja. Bahkan, saat terjadinya pemberontakan oleh Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Kopaska pun dilibatkan.
Seperti kisah berikut, tahun 2006 silam saat salah satu kelompok sayap Gerakan Aceh Merdeka (GAM) melakukan pembajakan terhadap sebuah kapal ikan Indonesia di kawasan Perlak, Aceh Timur menjadi pembuktian bahwa Kopaska pun handal dalam operasi di darat.
Kopaska yang pada saat itu dipimpin oleh Kolonel Irawan membentuk sebuah tim intelijen bernama Tim Kejar untuk menggagalkan pembajakan tersebut.
Kelompok sayap GAM itu melepaskan kapal ikan, namun mereka menyandera Nahkoda dan Kepala Kamar Mesin (KKM) untuk dijadikan tawanan.
Keduanya kemudian disekap di sebuah tambak milik GAM sampai uang tebusan dibayarkan.

Seperti kebiasaan kelompok separatis, GAM juga membuat tambak yang digunakan untuk kedok semata.
Jika dilihat dari tengah perairan sudah pasti tak ada orang yang menyangka bahwa tambak itu adalah markas GAM.
Seperti tambak-tambak lainnya, ‘tambak’ GAM ini juga ada ikan, bambu-bambu penyekat tambak, kapal-kapal kecil, dan lainnya.
Tawar-menawar