Pilpres 2019
Di Tentang PDIP, Pidato Agus Harimurti Yudhoyono, Sistem Politik Indonesia Tersisa Dua Partai
Menurut putra sulung Presiden ke enam RI Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) Indonesia akan tidak lagi menganut sistem multi partai.
TRIBUNJAMBI.COM- Komandan Kogasma Pemenangan Pemilu Partai Demokrat (PD) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyampaikan pidato politiknya tentang masa depan demokrasi.
Menurut putra sulung Presiden ke enam RI Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) Indonesia akan tidak lagi menganut sistem multi partai.
Dia mengatakan akan hanya tersisa dua partai untuk kontelasi politik dalam negeri.
Namun hal ini disambut dingin Partai Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan.
Baca: Tiba-Tiba Pidato Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) Disambut Sorakan, Singgung Soal Ini.
Baca: Kopassus Bikin Gentar Seluruh Angkatan Bersenjata di Dunia, Kisah 30 Prajurit Usir 3.000 Pemberontak
Baca: Pemberontak PRRI Dibikin Kocar-kacir, Prajurit Kopassus Juga Temukan Peti Penuh Berisi Uang
Partai berlambang banteng ini tidak setuju dengan pernyataan Agus Harimurti Yudhoyono soal pemilihan umum serentak.
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menegaskan tak setuju dengan poin pidato AHY, bila pemilu serentak berlanjut, era multipartai akan berakhir.
link pidato AHY
https://www.youtube.com/watch?v=sVhYIpftY8s&t=698s
"Pada jalan ideologi, dan jalan sejarah yang ditempuh setiap partai itu berbeda. Kami meyakini bahwa pemilu serentak tidak akan membunuh partai politik," ujar Hasto di Lampung, Sabtu (2/3/2019).
Hasto berujar, sistem politik Indonesia ingin memperkuat sistem presidensial. Padanan dari sistem presidensial adalah multi partai sederhana, bukan partai dengan jumlah yang banyak.

Nantinya akan ada konsolidasi demokrasi dari jumlah partai yang sederhana itu. Jumlah partai yang menduduki kursi di DPR akan semakin berkurang, sampai tercapai kondisi ideal tanpa membunuh partai.
"Yang menggambarkan kehidupan berbangsa, dan representasi dari masyarakat Indonesia melalui partai politik itu. Jadi kami tidak sependapat dengan hal tersebut (pemilu serentak membunuh partai)," imbuh Hasto.
Sebelumnya, AHY mengatakan, pemilihan presiden yang dilakukan secara serentak dengan pemilihan legislatif tidak efektif untuk sistem politik di Indonesia.
Baca: Ogah Diajak Hubungan Intim, Istri Nyaris Dibacok Suami, Anak Turut Dianiaya
Baca: Vanessa Angel Sampai Pingsan-pingsan, dan Dipenjara, Rian yang Bayar 80 Juta Belum? Ini Kata Polisi
Baca: Viral - Wanita Ini Beli Sepeda Motor NMAX Pakai Dua Karung Koin
Menurut AHY, dampak dilakukannya pemilu serentak hanya dirasakan partai pengusung utama calon presiden (capres). Partai yang tak memiliki capres tidak akan mendapatkan efek elektoral yang besar.
"Jika kondisi ini berlanjut di masa depan, bukan tidak mungkin era multipartai akan berakhir, dan menyisakan hanya dua partai besar, seperti di Amerika Serikat," kata AHY saat berpidato politik di Djakarta Theater, Jumat (1/3/2019).