Diprotes dan Diminta Tunjukkan Bukti Gerakan Pengacau Pemilu, Mahfud MD Beberkan Fakta dan Polanya

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD menyebutkan ada gerakan-gerakan sistematis yang berusaha mengacaukan Pemilu.

Editor: bandot
kompas.com
Mahfud MD 

TRIBUNJAMBI.COM - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD menyebutkan ada gerakan-gerakan sistematis yang berusaha mengacaukan Pemilu.

Mahfud MD mengatakan gerakan-gerakan tersebut tersistematis dan berusaha untuk membuat menggangu jalannya pemilu 2019.

Mahfud mengatakan gerakan ini juga secara terang-terangan berusaha untuk membuat kekacauan.

"Saya katakan ada gerakan yang ingin mengacaukan pemilu, Saya diprotes apa buktinya itu harus dilaporkan polisi," ucap Mahfud mengawali.

Indikasi gerakan yang ingin mengacaukan pemilu tersebut menurut Mahfud MD bahkan sudah terang-terangan terlihat.

"Ada bom di Jakarta saat debat Pilpres kedua kemarin," kata Mahfud MD.

Baca: Mahasiswa Itera Bunuh Diri Lompat dari TransMart 40 Meter, Si Perekam Video Malah Tertawa-tawa

Baca: Pria Melambai Gigit Polisi Akhirnya Di-Dor, Pernah Curi 27 iPhone Terbaru dan Hina Jokowi

Baca: Prediksi Manchester United Vs Liverpool do Pekan 27 Liga Inggris 24 Februari 2019, Mulai 21.05 WIB

Bom yang dimaksud Mahfud MD yakni ledakan di tempat nonton bareng debat Capres Pasangan nomor urut 1 Jokowi-Amin di Jakarta.

Ledakan tersebut sempat membuat heboh warga, beruntung ledakan tersebut tidak memakan korban.

Indikasi lainnya menurut Mahfud yakni adanya gangguan keamanan di daerah.

Seperti yang terjadi di Jawa Tengah beberapa waktu ini yakni pembakaran mobil dan motor oleh orang tak dikenal.

"Di Jawa Tengah ada kekacauan pembakaran motor dan mobil, polanya sama, jam-jamnya sama, orangnya sama kalau ada yang ketangkap mengaku iseng tapi besoknya terjadi hal yang sama lagi di tempat lain. Masa ada orang iseng polanya sama," kata Mahfud MD.

Menurut Guru Besar Universitas Islam Indonesia ini pembakaran mobil di Jawa Tengah ini kuat terindikasi mengacaukan pemilu karena dilakukan secara terus menerus dengan pola yang sama.

"Dua minggu lalu Saya ketemu Kapolri yang mengatakan ada 27 kasus dan setiap saat bertambah, itu kan gerakan pengacau pemilu," kata Mahfud.

Gerakan lain yang terindikasi mengacaukan Pemilu yakni penyebaran hoaks atau berita bohong.

Baca: Burung Langka Kakatua Raja Rp 200 Juta, Penyelundupan Satwa Langka Besar-besaran ke Luar Jambi

Baca: Maia Estianty Mundur dari Dunia Artis, Ini Penyebab Bikin Keputusan, Sering Pergi Naik Jet Pribadi

Menurut Mahfud MD berita hoaks ini sudah jelas bohong namun disebr-sebarkan hingga menimbulkan keresahan di masyarakat.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved