Siswa Berprestasi

Rompi Anti Peluru Karya Siswa Beprestasi Indonesia, Ini Kelebihannya

Siswa SMAN 3 Denpasar menyabet emas di lomba penelitian Thailand Inventor Day (TID) di Thailand, seperti apa akrya mereka?

Editor:
KOMPAS.com/ROBINSON GAMAR
Menguji Rompi Anti Peluru yang Menyabet Medali Dalam Lomba Internasional 

TRIBUNJAMBI,COM - Kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam berinovasi menciptakan penemuan dan karya layak diapresiasi dan terus didukung pemerintah.

Beberapa waktu lalu, Anak-anak asal Provinsi Bali kembali mencatat tinta emas di ajang internasional.

Kali ini mereka yang berprestasi datang daris

Keenam siswa tersebut adalah Ni Luh Putu Anjany Putri Suryaningsih (Anjany), Ida Bagus Krtin Wittaka (Awin), Kadek Dwika Wahyudinata (Dwika), Made Bagus Krisnha Wiranatha (Khrisna) dan Nyoman Maesha Brahmanda (Maesha) dan I Gusti Bagus Angga Surya Dharma (Angsur).

Baca: Valentine Day- 13 Pasangan DIgerebek Sedang Mesum, Ada yang Bawa Kondom Berduri

Baca: Benarkah Keluarga Olga Syahputra Bangkrut Pasca Olga Meninggal, Begini Kesaksian Ely Sugigi

Baca: Dituduh Coba Bunuh Soekarno Tapi Tak Pernah Terbukti, Kisah Intelijen Indonesia Berlapis Topeng

Keenam siswa kelas 2 IPA SMAN 3 tersebut berhasil membuat karya rompi anti-peluru dengan bahan dasar serat tanaman gebang (sisal).

Ide membuat rompi anti peluru berbahan sisal ini bemula pada pertengahan tahun 2018 silam.

Ketika itu, Anjany terlibat dalam kegiatan Jurnalisme Warga award. Salah satu materi liputannya adalah tentang aktivitas warga Desa Dukuh, Karangasem.

Di desa ini tanaman gebang cukup populer. Kondisi tanah menyebabkan gebang tumbuh liar di sekitar pemukiman warga.

Sempat dianggap sebagai tanaman liar, namun warga Desa Dukuh mulai menggunakan serat gebang sebagai bahan dasar pembuatan kerajinan tangan.

Mengetahui materi liputan Anjany tentang gebang, pembina UKS menawarkan ide untuk membuat rompi anti-peluru dengan bahan dasar serat gebang.

Baca: Pesawat Lion Air Sempat Terbalik di Udara, Penumpang Menjerit Histeris, Ini Jawaban Pihak Lion Air

Baca: Nenek 75 Tahun Dibunuh Kekasihnya yang Berusia 25 Tahun, Sudah 5 Tahun Hubungan Suami & Istri

Baca: Polisi Dilempar dengan Puding oleh Wanita Cantik, Ini Detik-detik Video yang Terjadi di Stasiun Itu

“Kata pembinanya selama ada serat selulosanya pasti bisa dijadikan rompi anti-peluru,” tutur Anjany.

Awalnya Anjany tidak menerima tantangan tersebut karena ingin fokus dengan kegiatan jurnalistik.

Justru, Kadek Dwika yang antusias. Dwika lalu memulai proses penelitian dan pembuatan rompi anti peluru di penghujung bulan November 2018.

Dalam perjalanannya, Anjany, Awin, Khrisna, Maesha, dan Angshur ikut bergabung.

Mereka membentuk kelompok yang diberi nama Armour Mike.

Sumber: Tribun Bali
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved