Viral Medsos
Viral Nisan Berbentuk Salib Dipotong, Sri Sultan: "Itu Manis dan Asinnya Dilebih-lebihkan"
"Ini pembelajaran bagi kita semua bahwa agama dan simbol-simbol keagamaan dijamin dalam konstitusi."
Viral Nisan Berbentuk Salib Dipotong, Sri Sultan: "Itu Manis dan Asinnya Dilebih-lebihkan"
Laporan Reporter Tribun Jogja Kurniatul Hidayah
TRIBUNJAMBI.COM, YOGYA - Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X buka suara perihal kasus pemotongan nisan di RW 13 Kelurahan Purbayan, Kecamatan Kotagede, Kota Yogyakarta, beberapa hari yang lalu.
Ia menegaskan, bahwa pemotongan nisan tersebut dilakukan warga hanya untuk mencari praktis saja.
"Ini pembelajaran bagi kita semua bahwa agama dan simbol-simbol keagamaan dijamin dalam konstitusi."
"Di sini kita semua kurang tanggap terhadap simbol-simbol itu, hanya mungkin mencari praktisnya saja sebagai bentuk kompromi," bebernya saat jumpa pers di Ruang Yudhistira, Kamis (20/12/2018).
Baca: Dipindahkan ke Lapas Cipinang, Syarat yang Harus Dilakukan Ahok Agar Bisa Cepat Bebas dari Penjara
Baca: 26 Ribuan Warga Tanjab Timur Hidup Miskin, Susenas BPS Klaim Angka Kemiskinan Turun
Baca: Tidak Terbukti Merampok, Pria yang Sudah Dipenjara 17 Tahun Ini Dapat Kompensasi Rp 15 Miliar
Sultan mengatakan bahwa dirinya telah melakukan dialog panjang dengan semua pihak terkait.
Dari sana ia menyimpulkan bahwa ada beberapa faktor pemicu yang tidak pernah diperkirakan sebelumnya, justru muncul ke permukaan sebagai sesuatu yang viral.
"Itu tidak diperkirakan oleh warga masyarakat, termasuk kita semua, khususnya dari camat, lurah, RT dan RW," tambahnya.
Ia pun menyayangkan berita yang terlanjur viral tersebut terkesan dilebih-lebihkan.
"Itu seperti manis dan asinnya dilebih-lebihkan," sambungnya.
Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat tersebut mengatakan, berita yang dilebihkan tersebut memberikan nuansa kesalahpahaman dan ketidakakuratan karena tidak pernah mempertanyakan permasalahan yang sesungguhnya.
Baca: Giliran Via Vallen Penuhi Panggilan Kepolisian Terkait Kosmetik Ilegal, Tampilannya Jadi Sorotan
Baca: Jauh Sebelum Ada OTT, Zumi Zola Sempat Terkejut Menerima Telepon KPK Saat Masih Jadi Gubernur Jambi
Baca: CCTV Ungkap Anggota Tim Pembunuh Jamal Khashoggi, Ini 15 Terduga Pelaku
"Menjadi sesuatu prasangka yang itu menumbuhkan isu-isu kurang pas."
"Kami mencoba bagaimana bersama teman-teman pers bisa meredam kondisi seperti itu. Dengan melihat kondisi yang terjadi secara real," tandasnya.
Ia pun meminta agar pembina wilayah bergerak secara aktif untuk menyelesaikan masalah di lapangan.