Kisah Mertua Jenderal Andika Perkasa Duel Lawan Ah San, Misi Kopassus di Kalimantan
Di dalam pondok yang terbakar merekaberduel. AM Hendropriyono melihat Ah San mengeluarkan pisau...
TRIBUNJAMBI.COM - Banyak orang belum mengetahui bahwa KSAD, Jenderal TNI Andika Perkasa, mempunyai mertua yang juga Jenderal TNI (purn). Keduanya sama-sama berlatar belakang prajurit Kopassus
Mertua Jenderal Andika Perkasa adalah AM Hendropriyono yang dijuluki "The Master of Intelligence". Dia pernah menjabat Kepala Badan Intelijen Negara.
Ada cerita menarik tentang AM Hendropriyono saat masih berpangkat kapten, sekira 1970-an. Saat itu, dia dan pasuka Puspassus yang merupakan cikal bakla Kopassus, dikirim untuk operasi penumpasan pemberontak di Kalimantan.
Keberanian prajurit Kopassus dalam membela dan mengamankan NKRI tak perlu diragukan lagi. Prajurit mempersembahkan jiwa dan raga untuk Tanah Air.
Seperti kisah berikut ini, saat seorang prajurit harus saling bunuh dengan gerilyawan Kalimantan.
Dilansir TribunJambi.com dari Intisari, buku berjudul Operasi Sandi Yudha, ditulis Jenderal Purn AM Hendropriyono, memuat kisah hebat prajurit TNI. Buku berjudul Menumpas Gerakan Klandestin, diterbitkan Penerbit Buku Kompas pada 2013.
Baca: Yuk Cicipi Macam Keripik Homemade di Tribun Great Expo 2018
Baca: Indra Armendaris Lihat Zola Bisik-bisik dengan Penasehat Hukum
Baca: Mengapa Zumi Zola Langsung Menerima 6 Tahun Penjara? Bandingkan dengan 4 Terdakwa Lain
Baca: Bos Lion Air Rusdi Kirana Memberi Pengakuan yang Sangat Mencengangkan
Buku itu mengisahkan operasi militer pasukan elite Puspassus (cikal bakal Kopassus) melawan gerombolan Pasukan Gerilya Rakyat Serawak (PGRS) dan Pasukan Rakyat Kalimantan Utara (Paraku), pada 1968-1974.
Satu di antara yang menarik yaitu upaya penangkapan petinggi PGRS/Paraku dengan jabatan Sekretaris Wilayah III Mempawah Siauw Ah San.
Tim Halilintar pimpinan Kapten Hendropriyono mendapatkan informasi tentang Ah San dari Tee Siat Moy, istrinya yang berkhianat.
Siat Moy mau membantu TNI dengan syarat Ah San tak dibunuh.
Maka Hendropriyono memimpin 11 prajurit Halilintar Prayudha Kopasandha (kini Kopassus) untuk meringkus Ah San hidup-hidup.
Mereka tidak membawa senjata api, hanya pisau komando sebagai senjata.
Hanya Hendro yang membawa pistol untuk berjaga-jaga.
Setiap personel dilengkapi dengan handy talky (HT).
Lewati Sarang Kobra
