Demo di Merangin, PMII Minta Kapolres Merangin Mundur Jika Tak Bisa Selesaikan PETI

Aksi demonstrasi yang dilakukan mahasiswa PMII Cabang Bangko yang menuntut pemberantasan PETI di Merangin nyaris ricuh.

Penulis: Muzakkir | Editor: Teguh Suprayitno

Laporan Wartawan Tribunjambi Muzakkir

TRIBUNJAMBI.COM, BANGKO -- Aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh mahasiswa PMII Cabang Bangko yang menuntut pemberantasan PETI di Merangin nyaris ricuh.

Puluhan mahasiswa yang melakukan orasi di hadapan kantor Bupati hendak memaksa masuk ke dalam gedung kantor bupati. Namun upaya tersebut dihalangi oleh petugas yang berjaga di lapangan.

Sempat terjadi aksi saling dorong dengan pihak keamanan, namun masa akhirnya bisa menenangkan diri.

Dalam orasinya, mahasiswa menyebut bahwa persoalan PETI di Kabupaten Merangin ibarat penyakit kronis yang sudah menahun tak bisa disembuhkan.

Mereka menilai, jika pemerintah dan penegak hukum tidak serius menangani permasalahan PETI, sehingga aktivitas ilegal itu terus berlanjut. Massa menduga ada permainan oknum aparat hukum dan pemerintahan di belakang itu semua.

Baca: Demo PETI, PMII Tuding Ada Oknum yang Membekingi

Saat ini, aktivitas PETI marak terjadi Merangin. Selain wilayah Kecamatan Tabir dan Kecamatan Sungai Manau, aktivitas PETI juga terjadi di wilayah Kecamatan Muara Siau dan sekitarnya. Banyak dampak negatif yang terjadi pada masyarakat.

Jika persoalan ini tak bisa diselesaikan, mahasiswa meminta Kapolres Merangin AKBP I Kade Utama mundur dari jabatannya atau pindah dari Kabupaten Merangin.

"Kami minta Kapolres Merangin mundur saja dari jabatannya. Permasalah PETI terkesan dibiarkan, lucu sekali kalau tidak tahu permasalah PETI yang meraja lela di Merangin," kata Marsis Imron koordinator aksi unjuk rasa tersebut.

Mahasiswa sangat kecewa dengan pemerintah, penegak hukum dan aparat pemangku kebijakan lainnya. Dan mereka minta oknum-oknum yang membekingi aktifitas PETI ini ditindak tegas.

"Kami mendesak Kapolres Merangin dan Kodim Sarko bergerak dan menindak jika ada oknum anggotanya terlibat" ungkap Marsis.

"Kami juga mendesak agar Polres Merangin untuk melakukan penindakan hukum terhadap pelaku PETI," sambungnya.

Setelah sekian lama melakukan orasi, akhirnya Pj Sekda Merangin menemui para pendemo. Awalnya pendemo tak terima jika yang menemui mereka adalah sekda. Bahkan sekda sempat dibilang oleh pendemo sebagai "kaleng-kaleng". Mereka minta Bupati Merangin yang menemui mereka sebab sekda tidak bisa mengambil kebijakan.

Pj Sekda Merangin Hendri Maidalef kepada mahasiswa mengatakan bahwa saat ini Bupati dan Wakil Bupati sedang tidak berada di tempat. Namun demikian, semua aspirasi dari mahasiswa ini akan ditampung dan disampaikan kepada pimpinan.

Usai menemui pendemo, Hendri mengatakan bahwa persoalan PETI ini memang sudah lama terjadi. Namun menampik tudingan jika Pemerintah Kabupaten Merangin tidak menangani dengan serius.

"Masalah PETI inikan masalah Nasional, kemudian kewenangan pertambangan ini juga ditarik oleh provinsi, nah inilah sebuah masalah yang kita hadapi, namun nanti akan kita coba mengatasi," kata Hendri.

Dia mengatakan, secara administrasi pemerintahan daerah menyurati kementerian terkait untuk bersama-sama mengatasi permasalah ini.

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved